Friday, March 27, 2015

Komunikasi Non-verbal

ILMU KOMUNIKASI
Komunikasi Non-verbal




Disusun oleh :
Nur Aini Afifah            (P23131114031)
Susilawati                     (P23131114044)

DIV – II B

Dosen Pembimbing
dr. Maria Poppy Herlianty, M. Epid

Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II
Jurusan GIZI





1.    Pengertian Komunikasi Non-verbal
Komunikasi non-verbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan non-verbal. Istilah non-verbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Secara teorotis komunikasi verbal dan non-verbal dapat dipisahkan. Namun dalam kenyataanya, kedua jenis komunikasi ini saling jalin menjalin, saling melengkapi dalam komunikasi yang kita lakukan sehari-hari.
Para ahli di bisang komunikasi non-verbal biasanya menggunakan definisi “tidak menggunakan kata” dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbaldengan komunikasi non-lisan. Contoh: bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi non-verbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya bicara tergolong sebagai komunikasi non-verbal. Komunikasi non-verbal juga berbeda dengan komunikasi
Batasan lain mengenai komunikasi nonverbal dikemukakan oleh beberapa ahli lainnya, yaitu;
·         Frank EX Dance dan Carl E. Larson
Komunikasi nonverbal adalah sebuah stimuli yang tidak bergantung pada isi simbolik untuk memaknainya (a stimulus not dependent on symbolic content meaning).
·         Edward Sapir
Komunikasi nonverbal adalah sebuah kode yang luas yang ditulis tidak di mana pun juga, diketahui oleh tidak seorang pun dan dimengerti oleh semua (an elaborate code that is written nowhere, known to none, and understood by all).
·         Malandro dan Barker yang dikutip dari Ilya Sunarwinadi:
Komunikasin Antar Budaya memberikan batasan-batasannya sebagai berikut. 1) Komunikasi nonverbal adalah komunikasi tanpa kata-kata. 2) Komunikasi nonverbal terjadi bila individu berkomunikasi tanpa menggunakan suara. 3) Komunikasi nonverbal adalah setiap hal yang dilakukan oleh seseorang yang diberi makna oleh orang lain. 4) Komunikasi nonverbal adalah studi mengenai ekspresi wajah, sentuhan, waktu, gerak isyarat, bau, perilaku mata dan lain-lain.

2.    Bentuk-bentuk Komunikasi Non-verbal
Komunikasi non-verbal dibagi menjadi tujuh bentuk yaitu, komunikasi visual, komunikasi sentuhan, komunikasi gerakan tubuh, komunikasi lingkungan, komunikasi penciuman, komunikasi penampilan, dan komunikasi citarasa.

2.1.        Komunikasi Visual
Komunikasi visual merupakan salah satu bentuk komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan berupa gambar, grafik, lambang, atau simbol.
Penggunaan gambar yang relevan dan penggunaan warna yang tepat serta bentuk yang unik akan membantu mendapat perhatian pendengar. Dibanding dengan hanya mengucapkan kata-kata saja, penggunaan komunikasi visual akan lebih cepat dalam pemrosesan informasi kepada para pendengar.
Rambu lalu lintas dan ikon ikon di dalam program komputeradalah bentuk komunikasi visual sederhana, seperti juga ikon di dalam keyboard portable sound. Di jalan pun seperti zebra cross dan ikon sepeda motor terjadi hubungan komunikasi secara visual seperti logo logo perusahaan dan tanda di kebun raya dan kebun binatang.
Contoh komunikasi visual





2.2.        Komunikasi Sentuhan
Ilmu yang mempelajari tentang sentuhan dalam komunikasi non verbal sering disebut haptik. Sebagai contoh: bersalaman, pukulan, mengelus, sentuhan dipunggung, dan lain sebagainya merupakan salah satu bentuk komunikasi yang menyampaikan suatu maksud/tujuan tertentu dari orang yang menyentuhnya.
Contoh komunikasi sentuhan




2.3.        Komunikasi Gerakan Tubuh
Kineksi atau gerakan tubuh merupakan bentuk komunikasi non verbal seperti melakukan kontak mata, ekspresi wajah, isyarat dan sikap tubuh. Gerakan tubuh digunakan untuk menggantikan suatu kata yang diucapkan. Seseorang dapat mengetahui informasi yang disampaikan melalui gerakan tubuh tanpa harus mengucapkan suatu kata. Contoh: mengganggukan kepala yang berarti setuju
Contoh komunikasi gerakan tubuh

2.4.        Komunikasi Lingkungan
Lingkungan dapat memiliki pesan tertentu bagi orang ynag melihat atau merasakannya. Contoh : arang, ruang, temperatur, dan warna. Ketika seseorang menyebutkan bahwa “jaraknya sangan jauh”,”ruangan ini bersih”,”lingkungannya sejuk” dan lainnya, berarti orang tersebut menyatakan demikian karena atas dasar penglihatan dan perasaan kepada lingkungan tersebut.
Contoh komunikasi lingkungan





2.5.        Komunikasi Penciuman
Komunikasi penciuman merupakan bentuk komunikasi dimana penyampaian suatu pesan/informasi melalui aroma yang dapat dihirup pleh indera penciuman. Contoh : aroma parfum bulgari, orang tersebut tidak akan menyadari bahwa parfum tersebut termasuk parfum bulgari apabila ia hanya mencium sekali.
Contoh komunikasi penciuman

                              


2.6.        Komunikasi Penampilan
Seseorang yang memakai pakaian yang rapi atau dapat dikatakan berpenampilan menarik, sehingga mencerminkan kepribadiannya. Hal ini merupakan bentuk komunikasi yang menyampaikan pesan kepada orang yang melihatnya. Orang akan menerima pesan berupa tanggapan yang negatif apabila penampilannya buruk.
Contoh komunikasi penampilan



2.7.        Komunikasi Citarasa
Komunikasi citarasa merupakan salah satu bentuk komunikasi dimana penyampaian suatu pesan./informasi melalui citarasa dari suatu makanan atau minuman. Seseorang tidak akan mengatakan bahwa suatu makanan/minuman memiliki rasa enak, manis, lezat, dan lainnya, apabila makanan tersebut belum dimakan/diminum sehingga dapat dikatakan bahwa citarasa dari makanan/minuman tadi menyampaikan suatu maksud atau makna


Text Box: Gambar 2.7.1

3.    Fungsi Pesan Non-verbal
Rakhmat (1985) menjelaskan bahwa komunikasi non-verbal memiliki beberapa fungsi seperti, repetisi, substitusi, kontradiksi, komplemen, dan aksentuasi.

3.1.        Fungsi pertama : Repetisi
Perilaku nonverbal dapat mengulangi perilaku verbal. Misalnya, Anda menganggukkan kepala ketika mengatakan "Ya," atau menggelengkan kepala ketika mengatakan "Tidak," atau menunjukkan arah (dengan telunjuk) ke mana seseorang harus pergi untuk menemukan WC.

3.2.        Fungsi Kedua : Subtitusi
Perilaku nonverbal dapat menggantikan perilaku verbal, jadi tanpa berbicara Anda bisa berinteraksi dengan orang lain. Misalnya, seorang pengamen mendatangi mobil Anda kemudian tanpa mengucapkan sepatah katapun Anda menggoyangkan tangan Anda dengan telapak tangan mengarah ke depan (sebagai kata pengganti "Tidak").Isyarat nonverbal yang menggantikan kata atau frasa inilah yang disebut emblem.





3.3.        Fungsi Ketiga : Kontradiksi
Perilaku nonverbal dapat membantah atau bertentangan dengan perilaku verbal dan bisa memberikan makna lain terhadap pesan verbal . Misalnya, Anda memuji prestasi teman sambil mencibirkan bibir.

3.4.        Fungsi Kelima : Komplemen
Perilaku Nonverbal dapat meregulasi perilaku verbal. Misalnya, saat kuliah akan berakhir, Anda melihat jam tangan dua-tiga kali sehingga dosen segera menutup kuliahnya.

3.5.        Fungsi Keelima : Aksentuasi
Memperteguh, menekankan atau melengkapi perilaku verbal. Misalnya, menggunakan gerakan tangan, nada suara yang melambat ketika berpidato. Isyarat nonverball tersebut disebut affect display.


4.    Peran Komunikasi Non-verbal Dalam Komunikasi Sehari-hari
komunikasi non-verbal memiliki peran yang sangat penting. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Leathers (1976):

4.1.        Faktor-faktor non-verbal sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal
Ketika kita mengobrol atau berkomunikasi tatap muka, kita banyak menyampaikan gagasan dan pikiran kita lewat pesan-pesan non-verbal. Pada gilirannya orang lain pun lebih banyak membaca pikiran-pikiran kita lewat petunjuk-petunjuk non-verbal. Menurut Birdwhistell tidak lebih dari 30%-35% makna sosial percakapan atau interaksi dilakukan dengan kata-kata, dan sisanya dilakukan dengan pesan non-verbal.

4.2.        Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan non-verbal ketimbang pesan verbal.
Menurut Mahrabian (1967), hanya 7% perasaan kasih sayang dapat dikomunikasikan dengan kata-kata. Selebihnya, 38% dikomunikasikan lewat suara, dan 55% dikomunikasikan melalui ungkapan wajah (senyum, kontak mata, dan sebagainya).

4.3.        Pesan non-verbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari penipuan, distorsi, dan kerancauan
Pesan non-verbal jarang dapat diatur oleh komunikator secara sadar. Misalnya sejak zaman prasejarah, wanita selalu mengatakan “tidak” dengan lambing verbal, tetapi pria jarang tertipu. Mereka tahu ketika “tidak” diucapkan, seluruh anggota tubuhnya menyatakan “ya”. Kecuali actor-aktor yang terlatih, kita semua lebih jujur berkomunikasi melalui pesan non-verbal. Hal yang kadang kemudian terjadi adalah double binding dimana ketika pesan non-verbal bertentangan dengan pesan verbal, orang pada akhirnya akan bersandar pada pesan non-verbal.

4.4.        Pesan non-verbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi
Fungsi metakomunikatif artinya memberikan informasi tambahan yang memperjelas maksud dan makna pesan. Di atas telah dipaparkan mengenai fungsi repetisi, substitusi, kontradiksi, komplemen, dan aksentuasi. Semua ini menambah kadar informasi dalam penyampaian pesan.

4.5.        Pesan non-verbal merupakan cara berkomunikasi yang lebih efisien dibandingkan dengan pesan verbal.
Dari segi waktu, pesan verbal sangat tidak efisien. Dalam paparan verbal selalu terdapat redundansi (lebih banyak lambang dari yang diperlukan), repetisi, ambiguity, dan abstraksi. Diperlukan lebih banyak waktu untuk mengungkapkan pikiran kita secara verbal daripada secara nonverbal.


4.6.        Pesan non-verbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat
Ada situasi komunikasi yang menuntut kita untuk mengungkapkan gagasan atau emosi secara tidak langsung. Sugesti di sini dimaksudkan menyarankan sesuatu kepada orang lain secara implicit. Leathers (1976) menyatakan bahwa jika anda meminta pelayanan seksual dari anak di bawah umur secara verbal, anda dapat menerima hukuman pernjara. Jika anda melakuka hal yang sama secara non-verbal, anda bebas dari hukuman. Kita dapat memuji seseorang secara verbal, tetapi mengecamnya secara non-verbal. Inipun sulit dituntut secara hukum.


5.    Jenis-Jenis Pesan Non-verbal
Duncan (dalam Rakhmat : 1985) menyebutkan terdapat beberapa jenis pesan non-verbal yaitu, pesan kinesik, pesan proksemik, pesan artifaktual, pesan paralinguistik, dan pesan sentuhan dan bau-bauan

5.1.        Pesan Kinesik
Pesan kinesik merupakan pesan yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti. Pesan ini terdiri dari 3 komponen utama, yaitu:
-               Pesan Fasial
Pesan ini menggunakan air muka untuk menyampaikan pesan tertantu. Menurut penelitian wajah dapat menyampaikan paling sedikit 10 kelompok makna: bahagia, terkejut, takut, marah, sedih, muak, mengancam, minat, takjub, dan tekad. Leathers (1976) menyimpilkan penelitian tentang wajah sebagai berikut.
·         Wajah mengomunikasikan tentang ekspresi senang atau tak senang yang menunjukan komunikator memandang objeknya baik atau buruk
·         Wajah mengomunikasi minat seseorang kepada orang lain atau lingkungan
·         Wajah mengomunikasikan intensitas keterlibatan dalam suatu situasi
·         Wajah mengomunikasikan tingkat pengendalian individu terhadap pernyataan sendiri
·         Wajah mungkin mengomunikasikan adanya atau kurangnya pengertian

-               Pesan Gestural
Menunjukan gerakan sebagai anggota badan seperti mata dan tangan untuk mengomunikasikan berbagai makna. Menurut galloway, pesan ini berfungsi untuk mengungkapkan:
·         Mendorong/membatasi
·         Menyesuaikan/mempertentangkan
·         Responsif/tak responsif
·         Perasaan positif/negatif
·         Memperhatikan/tidak memperhatikan
·         Melancarkan/tidak responsif
·         Menyetujui/menolak
Pesan gestural yang mempertentangkan terjadi bila pesan gestural memberikan arti lain dari pesan verbal atau pesan lainnya. pesan gestural tak responseif menunjukan gestur yang ttidak ada kaitannya dengan pesan yang diresponnya. Pesan gestural negatif mengungkapkan sikap dingin, merendahkan, atau menolak. Pesan gestural tak responsig mengabaikan permintaan untuk bertindak

-               Pesan Postural
Berkaitan dengan keseluruhan anggota badan. Mehrabian menyebutkan tiga makna yang dapat disampaikan postur
·         Immediacy
Ungkapan kesukaan atau ketidak sukaan terhadap individu yang lain. Postur yang condong kearah lawan bicara memnunjukan kesukaan atau penilaian positif
·         Power
Mengungkapkan status yang tinggi pada komunikator
·         Renponsivenesss
Individu mengomunikasikannya bila ia bereaksi secara emosiaonal pada lingkungan, baik positif maupun negatif.

5.2.        Pesan Proksemik
Pesan proksemik disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Umumnya dengan mengatur jarak kita mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain. Antropolog Edwad T. Hall menyebutkan empat macam jarak yang dipergunakan oleh orang Amerika ketika berhubungan dengan orang lain. Kita ingin menegaskan orang Amerika,karena pengaturan jarak ini bergantung pada kebudayaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Di Indonesia, tampaknya belum ada penelitian tentang perbedaan pengaturan jarak. Pesan proksemik juga diungkapkan dengan mengatur ruangan objek dan rancangan interior. Pesan proksemik dapat mengungkapkan status sosial-ekonomi, keterbukaan, dan keakraban. Berikut tabel klasifikasi jarak dari Edward T. Hall.

Proksemik atau pengaturan jarak
JARAK
CONTOH – CONTOH
Akrab
Fase dekat 0 – 6’’
Pecinta yang berpelukan; berbisik lembut (itupun jika ada yang diucapkan)
Fase jauh 6’’ – 18’’
Ibu-anak yang melihat buku bersama; sahabat dekat yang membicarakan rahasia; bisikan yang terdengar.
Personal
Fase dekat 18’’ – 30’’
Suami-istri yang merencanakan pesta; orang tua-anak ketika mengobrol; suara lembut ketika di rumah; suara penuh di luar rumah
Fase jauh 30’’ – 4’
Pembicaraan tentang hal-hal yang melibatkan kepentingan personal; obrolan sambil menghirup kopi
Sosial
Fase dekat 4’ – 7’
Diskusi bisnis yang imperrsonal; obrolan dengan teman sekerja; percakapan dalam satu perjumpaan sambil lalu
Fase jauh 7’ – 12’
Diskusi bisnis yang lebih formal; jarak yang kita atur kalau kita ingin sendirian. Misalnya membaca; ketika berbicara pada jarak ini suara lebih keras dari suara untuk fase dekat.
Publik
Fase dekat 12’ – 25’
Suara kerras dengan volume tidak penuh; orang yang berbicara di depan kelompok kecil
Fase jauh 25’ – atau lebih
pidato; komunikasi interpersonal barangkali tidak mungkin; jarak minimum antara publik dengan tokoh (misal: politisi dan bintang film)


5.3.        Pesan Artifaktual
Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan – tubuh pakaian, dan kosmetik. Walaupun bentuk tubuh relatif menetap, orang sering berperilaku dalam hubungan dengan orang lain sesuai dengan persepsinya tentang tubuhnya (body image). Erat kaitannya dengan tubuh ialah upaya kita untuk membentuk citra tubuh dengan pakaian dan kosmetik. “Pakaian menyampaikan pesan. Pakaian terlihat sebelum suara terdengar. Pakaian tertentu berhubungan dengan perilaku tertentu.” (Kefgen dan Touchie – Specht, 1971:10-11). Umumnya pakaian kita pergunakan untuk menyampaikan identitas kita, untuk mengungkapkan kepada orang lain Siapa kita. Menyampaikan identitas berarti menunjukkan kepada orang lain bagaimana perilaku kita dan bagiamana orang lain sepatutnya memperlakukan kita. Selain itu, pakaian dipakai untuk menyampaikan perasaan (sperti blus hitam ketika wanita berduka cita, atau pakaian yang semarak ketika kita ceria), status dan peranan (sperti seragam pegawai kantor), dan formalitas (seperti memakai sandal untuk menunjukkan situasi informal dan memakai batik ntuk situasi formal). Kosmetik, seperti dinyatakan M.S. Wetmore Cosmetic Studio di Encino, California, dapat mengungkapkan kesehatan (dengan menggunakan base make up untuk meratakan noda kulit), sikap yang ekspresif dan komunikatif (dengan “memoles” mata), dan kehangatan (dengan mengatur warna bibir).

5.4.        Pesan Paralinguistik
Pesan paralinguistik adalah pesan nonverbal yang berhubungan dengan cara mengucapkan pesan verbal. Satu pesan verbal yang sama dapat menyampaikan arti yang berbe3da bila diucapkan dengan cara yang berbeda. Mari kita lihat kalimat di bawah ini :

Ayah Sidin mengambil rantai anjing.

Berhentilah pada Ayah dan mengucapkan dengan nada memanggil:
Ayah | Sidin mengambil rantai anjing
Sekarang berhenti pada kata Sidin :
Ayah Sidin | mengambil rantai anjing.
Atau berhenti pada rantai :
Ayah Sidin mengambil rantai | anjing.

Cara mengucapkan yang berbeda memberikan arti yang sangat berrlainan. Kalimat di atas, juga dapat diucapkan dengan intonasi yang berlainan untuk menunjukkan pertanyaan, keraguan, keyakinan, atau penolakan.

Pesan paralinguistik terdiri atas- antara lain- nada, kualitas suara, volume, kecepatan, dan ritme. Nada (pitch) menunjukkan jumlah getaran atau “gelombang” yang dihasilkan sumber bunyi. Makin banyak jumlah getaran, makin tinggi nada. Orang yang memilih stereo tentu mengenal perbedaan nada. Orang yang berbicara tanpa banyak perrubahan dana disebut monoton. Nada dapat mengungkapkan gairah, ketakutan, kesedihan, kesungguhan, atau kasih sayang. Nada dapat memperteguh dampak kata yang kita ucapkan. Beberapa penelitian menyatakan bahwa nada sering digunakan untuk mengungkapkan identitas diri dan mempengaruhi orang lain (Addington, 1968)


5.5.        Pesan Sentuhan dan Bau-bauan
Pesan sentuhan dan bau-bauan termasuk pesan nonverbal nonvisual dan nonvokal. Penelitian tentang sentuhan dan bau-bauan sebagai pesan komunikasi masi jarang sekali. Dari segi kepekaan manusia kepada sentuhan dan bau-bauan, kurangnya perhatian para peneliti padanya sangat mengherankan. Serat-serat penginderaan dari kulit (penerima sentuhan) yang masuk ke tulang belakang berjumlah lebih dari setengah juta. Dalam otak sendiri terdapat daerah perekam sentuhan yang cukup besar. Sementara itu, penciuman adalah “te most experienced of senses”. Pengelihatan tidak berfungsi ketika tidak ada cahaya. Telinga boleh mendengarkan, tetapi tidak mendengar. Indra perasa seringkali tidak bekerja. Namun indra pencium bekerja setiap saat (Bedichek, 1960:21)

6.    KELEBIHAN DAN KEKURANAGAN KOMUNIKASI NON VERBAL

6.1.        Kelebihan komunikasi nonverbal
1.        Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan noverbal ketimbang pesan verbal. 
2.        Pesan nonverbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari penipuan, distorsi, dan kerancuan. Sehingga pesan nonverbal memiliki kesahihan ( realiabilitas) tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap kebenaran pesan-pesan yang disampaikan.
3.        Pesan nonverbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi. Fungsi metakomunikatif artinya memberikan informasi tambahan yang memeperjelas maksud dan makna pesan.
4.        Pesan nonverbal merupakan cara komunikasi yang lebih efisien dibandingkan dengan pesan verbal. Karena pesan non verbal tidak harus berpikir panjang dan para audiens dapat menangkap artinya dengan cepat.
5.        Pesan nonverbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat.
6.        Memberi sifat, melengkapi, menentang atau mengembangkan pesan-pesan verbal.
7.        Faktor-faktor nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal.
8.        Pesan verbal mempunyai fungsi repetisi, substitusi, kontradiksi, komplemen, dan aksentuasi.

6.2.        Kekurangan komunikasi nonverbal
1.         Pesan nonverbal jarang dapat diatur oleh komunikator secara sadar.
2.         Komunikasi nonverbal memiliki sifat yang kurang terencana atau terstruktur sehingga sulit dipelajari.
3.         Proses belajar yang dialami seseorang untuk dapat mealkukan perilaku nonverbal sulit dijelaskan.




No comments:

Post a Comment