Friday, January 22, 2016

Sistem Pencernaan



ANATOMI DAN FISIOLOGI
SISTEM PENCERNAAN


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7KU6DZcR9KlENSLDny7ZfJfR7wcs5_OEbbHjzxL5tANdKgVSIG1W3vW2xVHg7L0IwZ7WjbQNBcUKOj10_fUmgJjnHeRfKErv9XKcEBI9Tuj12GtGPR7yxrYNwLLxp3G2YuPyVAJEFeJI/s1600/Logo+Poltekkes+Kemenkes+Jakarta+2.jpg



DISUSUN OLEH:

       Aanisah Ardiyanti (P23131015001)
        Kemala Iwanda (P23131015031)
        Veby Fitriyanthi (P23131015057)

DOSEN PEMBIMBING:
dr. Maria Poppy Herlianty, M.Epid
DIII 1A

JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA II
Jalan Hang Jebat III / F3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan









Sistem pencernaan adalah proses menerima makanan, merubahnya menjadi energi dan mengeluarkan sisa proses tersebut. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi di sepanjang saluran pencernaan dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung. Selanjutnya adalah proses penyerapan sari-sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa-sisa makanan melalui anus. Dalam pelaksanaan proses pencernaan makanan organ pencernaan dibantu oleh enzim dan hormon yang prosesnya berbeda tiap organ dan mempunyai fungsi masing-masing. Sistem pencernaan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

    2.1.        Saluran Pencernaan (Tractus Digestivus)
Saluran pencernaan adalah organ yang dilalui oleh makanan pada sistem pencernaan manusia yang di dalamnya terjadi peristiwa mencerna dan menyerap. Saluran pencernaan pada manusia terdiri dari beberapa organ, berturut-turut dimulai dari :

a.      Mulut (Oris)
Mulut adalah rongga lonjong  pada permukaan saluran pencernaan. Terdiri atas dua bagian. Bagian luar vestibula yaitu bagian antara gusi serta gigi dengan bibir dan pipi, dan bagian dalam, yaitu rongga mulut yang dibatasi sisi-sisinya oleh tulang maksilaris dan semua gigi, dan di sebelah belakang bersambung dengan awal faring. Atap mulut di bentuk oleh palatum, lidah terletak pada lantainya dan terikat pada tulang  hioid. Di garis tengah sebuah lipatan membran mukosa (Frenulum linguas) menyambung ludah dengan lantai mulut. Di kedua sisi terletak papila sublingualis, yang memuat lubang kelenjar ludah submandibularis. Sedikit eksternal dari papila ini terletak lipatan sublingualis, tempat lubang-lubang halus kelenjar ludah sublingualis bermuara. Selaput lendir mulut ditutupi epitalium yang berlapis-lapis. Dibawahnya terletak kelenjar-kelenjar halus yang mengeluarkan lendir. Selaput ini sangat kaya akan pembuluh darah dan juga membuat banyak ujung akhir saraf sensoris.
Mulut memuat gigi untuk mengunyah makanan sehingga makanan menjadi halus. Secara umum, gigi manusia terdiri dari mahkota gigi (korona), leher gigi (kolum), dan akar gigi (radiks). Korona menjulang di atas gigi, kolum dikelilingi gusi, dan radiks terletak di bawahnya . Di dalam pusat strukturnya terdapat rongga pulpa. Pulpa gigi berisi sel jaringan ikat, pembuluh darah, dan serabut saraf. Gigi dibedakan atas 4 macam, yaitu:
1)      Gigi seri (incicivus),untuk memotong makanan.
2)      Gigi taring(caninus), untuk memutuskan makanan yang keras dan liat.
3)      Gigi geraham depan (premolare), untuk mengunyah makanan yang telah dipotong-potong.
4)      Gigi geraham belakang  (molare) untuk mengunyah makanan yang telah dipotong-potong.

Selain itu juga terdapat lidah yang berfungsi membantu mengatur letak makanan di dalam mulut, mendorong makanan masuk ke kerongkongan, dan mengecap atau merasakan makanan. Pada lidah terdapat daerah-daerah yang peka terhadap rasa manis, asin, asam, pahit, dan umami (gurih). Rasa manis terletak di bagian ujung lidah, rasa asin di sekitar depan lidah, rasa asam di bagian samping lidah, rasa pahit di bagian belakang (pangkal) lidah, dan rasa umami hampir di seluruh permukaan depan dan tengah lidah.

              

Kelenjar ludah (saliva) adalah kelenjar majemuk bertandan, yang berarti terdiri atas gabungan kelompok alveoli bentuk kantong dan yang membentuk lubang-lubang kecil. Kelenjar ludah terdiri dari:
·         Kelenjar parotis, terletak dibawah telinga dan menghasilkan saliva berbentuk cair.
·         Kelenjar submandibularis, terletak di rahang bawah dan menghasilkan getah yang mengandung air dan lendir.
·         Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah dan menghasilkan getah yang mengandung air dan lendir.


Kelenjar ludah (saliva) berfungsi mengeluarkan air ludah, yang merupakan cairan pertama yang mencerna makanan. Komponen saliva terdiri dari:
1)      Air dan lendir, berfungsi melumasi rongga mulut dan membantu proses menelan.
2)      Enzim ptialin, berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana (maltosa). Maltosa mudah di cerna oleh organ pencernaan selanjutnya.
3)      Enzim lisosom, berfungsi sebagai anti bakteri karena bersifat asam.
4)      Aminoglobulin, zat semacam putih telur yang berfungsi untuk menetralkan makanan yang bersifat asam.
5)      Garam, sistem buffer di mulut untuk mempertahankan pH agar tetap konstan.
Di dalam mulut terjadi 2 macam pencernaan, yaitu pencernaan mekanik dan kimiawi. Pencernaan mekanik adalah proses pengahancuran makanan di dalam mulut dengan bantuan gigi dan lidah sehingga ukurannya menjadi kecil untuk dapat ditelan ke dalam perut. Sedangkan pencernaan kimiawi adalah proses pencernaan dengan berubahnya sifat makanan yang dibantu oleh kerja saliva dan enzim ptialin. Selama proses pencernaan, makanan dihancurkan menjadi zat-zat sederhana yang dapat di serap dan digunakan sel jaringan tubuh.
Bibir terdiri atas dua lipatan daging. Di sebelah luar ditutupi kulit dan disebelah dalam ditutupi selaput lendir (mukosa). Otot Orbikularis oris menutup bibir, Levator anguli oris mengangkat, dan Depresor anguli oris menekan ujung mulut.
Palatum (langit-langit) terdiri atas dua bagian, yaitu palatum keras yang tersusun atas tajuk-tajuk palatum dari sebelah depan tulang maksilaris, dan lebih kebelakang terdiri atas dua tulang palatum. Dibelakang ini terletak palatum lunak, yang merupakan lipatan menggantung yang dapat bergerak dan terdiri atas jaringan fibrus dan selaput lendir. Pipi dilapisi dari dalam oleh mukosa yang mengandung papila-papila. Otot yang terdapat pada pipi adalah otot buksinator.
Otot utama untuk pengunyahan ialah maseter, otot temporalis, dan otot pterigoid medikal dan lateral. Suasana mulut netral (pH=7) yaitu pada saat belum dimasuki makanan. Setelah makanan masuk ke dalam mulut suasana mulut menjadi asam. Biasanya pH turun hingga 5,5. Saat suasana asam dapat terjadi demineralisasi (kehilangan mineral), yang bisa membuat gigi karies. Hal tersebut dapat diatasi dengan komponen yang ada pada saliva yaitu garam. Makanan yang mengandung asam dan gula dapat menurunkan pH mulut.

b.      Faring dan Esofagus
Faring berupa saluran berbentuk kerucut dari bahan membran berotot (muskulo membranosa) dengan bagian terlebar di sebelah atas dan berjalan dari dasar tengkorak sampai di ketinggian vertebrata servikal keenam, yaitu ketinggian tulang rawan krikoid, tempat faring bersambung dengan esofagus.
Panjang faring kira-kira 7 cm dan dibagi tiga bagian, yaitu:
·         Nasofaring , di belakang hidung.
·         Faring oralis, terletak di belakang mulut.
·         Faring laringeal merupakan bagian terendah yang terletak di belakang laring.
Dinding faring tersusun dari tiga lapisan, yaitu lapisan mukosa, lapisan fibrosa, dan lapisan berotot. Lapisan mukosa yang terletak paling dalam, bersambung dengan lapisan dalam hidung, mulut, dan saluran eustakhius. Lapisan fibrosanya terletak antara lapisan mukosa dan lapisan berotot. Otot utama pada faring ialah otot konstriktor, yang berkontraksi sewaktu makanan masuk ke faring dan mendorongnya ke dalam esofagus .
Kedua tonsil merupakan dua kumpulan jaringan limfosit yang terletak di kanan dan kiri faring. Tonsil bekerja sebagai garis depan pertahanan dalam infeksi yang tersebar dari hidung, mulut, dan tenggorok.
Menelan (Deglutisio) disaat jalan udara dan jalan makanan pada faring terjadi penyilangan. Jalan udara masuk ke bagian depan terus ke leher bagian depan sedangkan jalan makanan masuk ke belakang dari jalan nafas dan di depan dari ruas tulang belakang. Makanan melewati epiglotis lateral melalui ressus piriformis masuk ke esofagus tanpa membahayakan jalan udara. Gerakan menelan mencegah masuknya makanan ke jalan udara, pada waktu yang sama jalan udara ditutup sementara.
Esofagus adalah sebuah tabung berotot yang panjangnya 20-25 cm, yang terletak di belakang trakea dan di depan tulang punggung. Esofagus terdiri dari empat lapis. Di sebelah luar terdiri atas lapisan jaringan ikat yang renggang, sebuah lapisan otot yang terdiri atas lapisan jaringan ikat yang renggang, sebuah lapisan otot yang terdiri atas dua lapisan serabut otot, yang satu berjalan longitudinal dan yang lain sirkular, sebuah lapisan submukosa, dan paling dalam terdapat selaput lendir (mukosa). Esofagus berfungsi sebagai jalan makanan yang telah di kunyah menuju lambung. Otot esofagus dapat berkontraksi secara bergelombang sehingga dapat mendorong makanan masuk ke dalam lambung, gerak esofagus ini di sebut gerak peristaltik. Gerak peristaltik merupakan gerak kembang kempis ke esofagus untuk mendorong makanan ke dalam lambung. Makanan di dalam esofagus hanya sekitar enam detik. Bagian pangkal esofagus (faring) berotot lurik, artinya kita menelan makanan jika telah di kunyah sesuai dengan kehendak kita.

c.         Lambung (ventrikulus)

Ventrikulus adalah bagian dari saluran pencernaan berbentuk seperti kantung yang dapat mekar paling banyak. Ventrikulus terletak di bagian kiri atas rongga perut dibawah diafragma dengan pH < 7 (asam).
Ø  Struktur Ventrikulus
Ventrikulus dapat dibagi menjadi tiga daerah, yaitu daerah :
1)      Kardia adalah bagian atas ventrikulus, daerah pintu masuk makanan dari esofagus itu sendiri.
2)      Fundus adalah bagian tengah ventrikulus, bentuknya membulat.
3)      Pilorus adalah bagian bawah ventrikulus, daerah yang berhubungan dengan duodenum.


                         
Ø  Dinding ventrikulus terdiri atas empat lapisan:
1)      Lapisan Peritoneal
Lapisan peritoneal merupakan lapisan luar yang merupakan lapisan serosa.

2)      Lapisan Otot (Muscularis)
Lapisan muscularis adalah lapisan otot yang membantu perut dalam pencernaan mekanis. Terdiri dari tiga lapis, yaitu:
§  Serabut longitudinal, yang tidak dalam dan bersambung dengan otot esofagus.
§  Serabut sirkuler yang paling tebal dan terletak di pilorus.
§  Serabut oblik terletak pada fundus dan berjalan dari orifisium kardiak kemudian membelok kebawah melalui kurvatura minor (lengkung kecil).

3)      Lapisan Submukosa
Lapisan submukosa adalah lapisan dimana pembuluh darah arteri dan vena dapat ditemukan untuk menyalurkan nutrisi dan oksigen ke sel-sel perut sekaligus untuk membawa nutrisi yang diserap, urea, dan karbon dioksida dari sel sel tersebut. Lapisan ini terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh darah dan saluran limfe.

4)      Lapisan Mukosa
Lapisan mukosa adalah lapisan dimana sel-sel mengeluarkan berbagai jenis cairan, seperti enzim, asam lambung, dan hormon. Lapisan ini terletak di sebelah dalam, tebal dan terdiri atas banyak kerutan atau rugae, yang hilang bila organ itu mengembang karena berisi makanan. Terdapat 3 jenis sel yang berfungsi dalam pencernaan pada lapisan ini yaitu:
a.      Sel goblet untuk memproduksi mucus atau lendir untuk menjaga lapisan terluar agartidak rusak karena enzim pepsin dan asam lambung.
b.      Sel parietal untuk memproduksi asam lambung (Hydrochloric acid) yang berguna dalam pengaktifan enzim pepsin.
c.       Sel chief untuk memproduksi pepsinoge, yaitu enzim pepsin dalam bentuk tidak aktif.
                                  
                                  
Lambung menerima persediaan darah yang melimpah dari arteria gastrika dan arteri lienalis, persarafan diambil dari vagus dan pleksus seliaka sistema simpatis. Lambung menghasilkan getah lambung.

Ø  Kandungan getah lambung:
1)      Asam Lambung (HCl), dihasilkan sel-sel parietal (oktinsik) fundus dan korpus.
§  Dapat memberikan lingkungan asam dan mengubah makanan menjadi asam (pH 1-3) yang dapat membantu membunuh mikroba patogen yang masuk bersama makanan ke dalam lambung.
§  Mengaktifkan kerja enzim, yatu mengubah pepsinogen menjadi enzim pepsin
§  Merangsang membuka dan menutupnya katup pada bagian pilorus yang berhubungan dengan duodenum.
§  Merangsang pengeluaran getah usus.

2)      Gastrin adalah hormon yang dihasilkan G sel untuk menggiatkan kelenjar-kelenjar lambung untuk mengeluarkan getahnya.

3)      Mukus atau lendir yang dihasilkan sel goblet.

4)      Faktor intrinsik (protein) untuk penyerapan vitamin B12, dihasilkan sel parietal (fundus dan korpus).

5)      Enterochromaffin-like (ECL) cells yang menghasilkan histamin.


6)      Pepsin, dihasilkan dari chief sel fundus dan korpus yang berfungsi mengubah protein menjadi albumosa + pepton.

7)      Renin adalah enzim yang dapat menggumpalkan protein susu (kasein) dengan bantuan ion kalsium.


Ø  Proses Pencernaan Ventrikulus
Di dalam lambung terjadi pencernaan mekanik dan kimiawi. Pertama, dinding lambung akan berkontraksi dan menghasilkan getah lambung (kimiawi). Kemudian ketiga otot lambung bergerak secara peristaltik (mengaduk dan mencampur makanan dengan getah lambung). Otot lambung mengubah makanan menjadi lembut seperti bubur, disebut chyme (kim). Otot lambung bagian pilorus mengatur pengeluaran kim sedikit demi sedikit dalam duodenum. Caranya, otot pilorus yang mengarah ke lambung akan relaksasi (mengendur) jika tersentuh kim yang bersifat asam, sebaliknya otot pilorus yang mengarah ke duodenum akan berkontraksi (mengkerut).
Proses pencernaan pada lambung akan berlangsung selama 2-6 jam. Di dalam lambung bahan makanan yang dicerna adalah protein, yaitu pada suasana asam oleh enzim pepsin yang aktif pada pH 2-3. Kapasitas pada lambung saat kosong adalah 50-100 mldan saat makan 1-2 liter.
Ø  Fungsi Ventrikulus:
a)      Menerima makanan dan bekerja sebagai penampung makanan untuk jangka waktu pendek.
b)      Semua makanan dicairkan dan dicampurkan dengan asam hidroklorida (HCl). Dan dengan cara ini disiapkan untuk dicernakan oleh usus.
c)      Mengubah protein menjadi pepton.
d)      Susu dibekukan dan kasein dikeluarkan.
e)      Menghidrolisis lemak menjadi asam lemak.
f)       Menyalurkan kim masuk ke duodenum.
g)      Memecah makanan menjadi zat-zat gizi.
h)      Menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah.
i)        Membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh.

d.      Intestinum Minor (usus halus)
Intestinum minor memanjang dari ventrikulus,  sampai katup ileo-kolika, tempat bersambung dengan usus besar. Intestinum minor terletak di daerah umbilikus dan di kelilingi kolon, memiliki pH >7 (basa). Dinding intestinum minor terdiri atas empat lapisan yang sama dengan ventrikulus.
1)      Dinding lapisan luar adalah membran serosa , yaitu peritonium yang membalut usus dengan erat.
2)      Dinding lapisan berotot terdiri atas dua lapis serabut longitudinal (eksternal dan internal), dan dibawah ini terdapat lapisan tebal terdiri atas serabut sirkular. Di antara kedua serabut ini terdapat pembuluh darah, pembuluh limfe, dan pleksus saraf.
3)      Dinding submukosa, terdiri atas jaringan areolar dan berisi banyak pembuluh darah, saluran limfe, kelenjar, dan pleksus saraf yang disebut pleksus Meissner. Dinding submukosa dan mukosa dipisahkan selapis otot datar yang di sebut mukosa muskularis.
4)      Dinding mukosa dalam yang menyelaputi sebelah dalamnya disusun berupa kerutan tetap seperti jala, yang disebut valvulae koniventes, yang memberi kesan anyaman halus. Lipatan ini menambahkan luasnya permukaan sekresi dan absorbsi. Di dalam dinding mukosa terdapat beragam sel, termasuk banyak leukosit.





Ø  Intestinum minor terdiri dari :




o   Duodenum
Duodenum atau usus 12 jari, panjangnya sekitar 25 cm berbentuk seperti kuda melengkung ke kiri, pada lengkungan ini terdapat pankreas. Dan bagian kanan duodenum ini terdapat selaput lendir yang membukit disebut papila vateri. Pada papila vateri ini bermuara saluran empedu (duktus koledokus) sebagai penghasil getah empedu dan saluran pankreas (duktus wirsungi/duktus pankreatikus) sebagai penghasil hormone dan enzim. Pada duodenum terjadi penyerapan partikel keras berupa zat besi.
Dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang banyak mengandung kelenjar, yang disebut kelenjar-kelenjar brunner, berfungsi untuk memproduksi getah intestinum. Enzim pada duodenum adalah amilase, tripsin, dan lipase.
o   Yeyunum
Yeyunum dengan panjang sekitar 2-3 m terletak diantara duodenum dan ileum. Terjadi proses pencernaan kimiawi dengan bantuan enzim yang dihasilkan dinding usus serta terjadi pemecahan makanan menjadi lebih sederhana oleh getah usus yang mengandung lendir dan enzim. Yeyunum mencerna makanan dalam bentuk kimus yang belum sempurna. Zat makanan yang dicerna adalah karbohidrat, protein, dan lemak.
o   Ileum
Ileum adalah bagian terakhir dari usus dengan panjang sekitar 4-5 m. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu. Di dalam ileum terdapat jonjot (vili) usus yang berfungsi sebagai perluasan permukaan penyerapan pada usus serta penyempurnaan pencernaan. Ileum merupakan usus penyerapan. Zat makanan yang diserap adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Setelah makanan diserap, kemudian makanan dibawa oleh darah ke hati, sedangkan asam lemak dan gliserol akan diserap lagi dan sebagian di bawa ke pembuluh limfa.
Absorbsi makanan yang telah dicernakan seluruhnya berlangsung di dalam usus halus melalui dua saluran, yaitu pembuluh kalipiler darah dan saluran limfe di vili di sebelah dalam permukaan usus halus .
Sumber Makanan
Hasil Cerna Terakhir
Organ Absorbsi
Karbohidrat
Monosakarida :
·         Glukosa
·         Galaktosa
·         Laktosa
Dari epitelium vili dan dinding pembuluh darah masuk aliran darah
Protein
Gliserin dan asam lemak
Dari epitelium vili masuk lakteal dan aliran limfe
Lemak
Asam amino
Dari epitelium masuk pembuluh darah dan aliran darah

Ø  Fungsi usus halus, terdiri dari :
a)      Menerima zat-zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap melalui kapiler-kapiler darah dan saluran-saluran limfe.
b)      Menyerap protein dalam bentuk asam amino.
c)      Karbohidrat diserap dalam bentuk emulsi, lemak.

e.      Intestinium Mayor (kolon)



Usus besar atau kolon memiliki panjang kira-kira satu setengah meter dan lebar 5-6 cm. kolon merupakan usus lanjutan dari instestinum minor yang tersusun seperti huruf U terbalik dan mengelilingi usus halus dari valvula ileosekalis sampai ke anus. 
Ø  Lapisan kolon terdiri dari:
1)      Lapisan selaput lendir (mukosa)
Lapisan ini tidak memiliki vili, kripta-kripta yang terdapat di dalam kurang lebih 0,5 mm terletak berdekatan satu sama lain. Hampir semua permukaan epitel kripta menghasilkan mukus pelumnas. Epitel yang tinggal lainnya mempunyai tepi bersilia dari mikrovilli yang mengabsorpsi air.
2)      Lapisan otot melingkar (muskulus sirkuler)
Lapisan ini berada di sebelah dalam dan berbentuk lingkaran.
3)      Lapisan otot memanjang (muskulus longitudinal)
Lapisan otot ini berkumpul menjadi 3 pita panjangnya dengan lebar 1 cm disebut tenia coli. Lapisan ini terdiri dari tenia libra (di anterior), tenia omentalis (di posterior dan lateral) dan tenia mesacolia (di posterior dan media).
4)      Lapisan jaringan ikat (serosa)
Lapisan ini merupakan jaringan ikat kuat yang berada disebelah luar.

Ø  Bagian Kolon
1)      Sekum
Terletak pada perut kanan bawah, sekum adalah struktur berbentuk kantong kecil yang membentuk bagian pertama dari kolon. Hal ini terhubung ke bagian terakhir dari usus kecil (ileum) pada ujung anterior dan usus ascending pada akhir posterior. Pada bagian bawah sekum terdapat apendiks vermiformis disebut umbai cacing, yang panjangnya sekitar 6 cm. Sekum berperan dalam penyerapan nutrisi dan air walaupun tidak signifikan.
2)      Colon Ascenden
Ascenden merupakan bagian kolon yang mengarah ke atas dan berbatasan langsung dengan usus halus. Panjangnya 13 cm terletak dibawah abdomen sebelah kanan dan dibawah hati ke sebelah kiri. Lengkungan ini disebut fleksura hepatika (fleksura koli dekstra). Fungsinya adalah untuk menyerap nutrisi yang belum terserap usus halus, menyerap air dan memadatkan feses.

3)      Colon Transversal
Bagian ini merupakan kelanjutan dari colon ascenden dengan arah mendatar, panjangnya 38 cm. Mempunyai mesenterium yang melekat pada omentum mayus. Fungsinya adalah menyempurnakan penyerapan nutrisi, air, dan memadatkan feses.

4)      Colon Descenden
Bagian ini merupakan kelanjutan dari colon transversal dengan arah ke bawah, panjagnya 25 cm. Terletak dibawah abdomen bagian kiri dari atas ke bawah. Fungsinya untuk menampung sementara feses sebelum masuk ke rektum.

5)      Colon sigmoid
Bagian ini merupakan kelanjutan dari colon descenden, berbentuk S.  Memiliki kontraksi otot yang kuat, terletak miring dalam rongga pelvis. berfungsi dalam menekan feses agar mudah dikeluarkan menuju rektum.

6)      Rektum
Rektum adalah bagian terakhir dari usus besar. Disinilah bahan limbah berbentuk feses disimpan sampai dieksresikan keluar dari anus. Terdiri dari lapisan mukosa tebal dan disertakan dengan banyak pembuluh darah. Rektum dimulai pada kolon sigmoideus dan berakhir pada saluran anal yang kira-kira 3 cm panjangnya. Terbagi menjadi dua bagian, yaitu sfinkter dan ampula. Sfinkter juga disebut annulus hemoroidalis, dikelilingi oleh muskulus levator ani dan fasia coli dari fasia supra-ani. Ampula pada rektum memiliki bentuk seperti balon atau buah pir yang berguna untuk membantu dalam kontraksi dan dilatasi pada saluran anal dan otot sfinkter rektum. Panjang rektum sekitar 12-15 cm. Selubung otot memanjang mengelilingi dinding luar rektum, sehingga memungkinkan bagi rektum untuk memperpendek dan memperpanjang. Dinding yang berotot pada rektum lebih tebal dan membran mukosanya memuat lipatan-lipatan membujur yang disebut kolumna morgagni.
Rektum berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses untuk menahan feses sampai pengeluaran terjadi. Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material didalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi (buang air besar).  Jika defekasi tidak terjadi sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi dalam periode yang lama, pengerasan feses akan terjadi. Rektum terdiri atas dua bagian, yaitu:
·         Rektum propia, bagian yang melebar disebut ampula rekti, jika terisi sisa makananakan timbul hasrat defekasi.
·         Rektum onalis rekti, sebelah bawah ditutupi oleh serat-serat otot polos (muskulus sfinkter ani internus dan muskulus sfinkter ani eksternus). Kedua otot ini berfungsi pada waktu defekasi.
Usus besar manusia dihuni berbagai macam jenis bakteri yang menguntungkan. Fungsi bakteri pada usus besar, yaitu :
a.      Mencerna sisa-sisa makanan yang tidak dapat dicerna sistem pencernaan manusia.
b.      Menghasilkan vitamin B dan vitamin K yang berguna bagi tubuh.
c.       Mencegah berkembangnya bakteri patogen dengan cara menghambat penempelan bakteri patogen di dinding usus besar.
d.      Menjadikan struktur feses lebih padat dan mudah dikeluarkan.

Ø  Proses di dalam kolon
Didalam usus besar ini, sisa pencernaan akan diserap kembali. Kadar air dan garam-garam yang masih terkandung sehingga sisa-sisa pencernaan ini akan padat. Sisa-sisa hasil pencernaan akan mengalami pembusukan karena di dalam usus besar banyak terdapat bakteri pembusuk, yaitu E.colli. Di dalam kolon, feses didorong secara teratur dan lambat oleh gerakan peristalsis menuju ke rektum (poros usus). Pertama dalam suatu kondisi cair dan akhirnya dalam bentuk padat. Gerakan peristalsis dikendalikan oleh otot polos (otot tak sadar). Pada saat buang air besar otot sfinkter di anus dipengaruhi oleh otot lurik (otot sadar). Jadi, proses defekasi (buang air besar) dilakukan dengan adanya konstrasi otot dinding perut yang diikuti dengan mengendurnya otot sfinkter anus dan konstraksi kolon serta rektum.

Ø  Fungsi usus besar:
a)      Menyerap air dan garam dari makanan yang telah tercerna pada usus kecil.
b)      Membantu menjaga keseimbangan cairan darah.
c)      Tempat diproduksinya vitamin K untuk pembekuan darah.
d)      Meghilangkan limbah beracun dari tubuh yang dibuat dalam bentuk tinja.
e)      Tempat penyimpanan limbah padat sampai diekskresikan keluar melalui anus.
f)       Seresi musin oleh kelenjar didalam lapisan dalam.
f.        Anus

Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Suatu cincin berotot (sfinkter ani) menjaga agar anus tetap tertutup. Anus berfungsi sebagai tempat pembuangan sisa hasil proses pencernaan (feses) melalui proses defekasi. Struktur anus saluran anal memiliki panjang sekitar 3 cm. Bagian atas saluran anal memiliki sel yang menghasilkan mucus yang membantu memudahkan ekskret keluar tubuh. Dinding otot anus diperkuat oleh 3 sfinkter, yaitu:
§  Sfinkter ani internus, terletak disebelah dalam, bekerja tidak mengikuti keinginan.
§  Sfinkter levator ani, bagian tengah, bekerja tidak mengikuti keinginan.
§  Sfinkter ani eksternus, sebelah luar, bekerja mengikuti keinginan.
Anus terdiri dari otot-otot yang melapisi pelvis (pelvic floor muscle) dan anal sfinkter. Pelvis floor muscle menciptakan suatu sudut antara rektum dan dubur yang menghentikan feses untuk keluar ketika tidak diharapkan keluar. Anal sfinkter menyediakan kontrol feses yang baik.  
Defekasi
Rektum biasanya kosong sampai menjelang defekasi. Defekasi adalah hasil refleks. Apabila bahan feses masuk kedalam rektum, dinding rektum akan merenggang dan menimbulkan inplus aferens misalnya melalui pleksus mesenterikus sehingga menimbulkan gelombang peristaltik yang akan mendorong feses ke arah anus. Orang normal dapat mencegah defekasi sampai waktu dan tempat yang sesuai dengan refleks defekasi. Defekasi hilang beberpa menit dan akan timbul kembali sampai beberapa jam.


Peritonium
Peritonium adalah membran tipis, halus, dan lembab yang terdapat dalam rongga abdomen. Peritonium merupakan membran serosa rangkap terbesar yang terdiri atas lapisan yang terletak pada jaringan ikat. Bagian utama peritonium, yaitu :
§  Peritonium parietal, yang melapisi dinding rongga abdominal.
§  Peritonium viseral, yang menyelaputi semua organ yang berada didalam rongga itu.
Ruang yang terdapat diantara dua lapis ini disebut ruang peritoneal atau kantong peritoneum.
ü  Ada dua lipatan atau kantong dalam peritonium, yaitu :
a)      Lipatan besar atau omentum mayor, kaya akan lemak bergantungan disebelah depan lambung.
b)      Lipatan kecil atau omentum minor, menghubungkan kurvatura mayor, lambung dan permukaan hati.

ü  Fungsi peritonium :
a)        Menutupi sebagian besar dari organ-organ abdomen dan pelvis.
b)        Membentuk perbatasan halus yang memungkinkan organ saling bergesekan tanpa ada penggasakan.
c)        Membantu melindungi kelenjar limfe dan pembuluh darah terhadap infeksi.
d)        Menjaga kedudukan dan mempertahankan hubungan organ yang terdapat pada dinding posterior abdomen.

    2.2.        Kelenjar pencernaan
Kelenjar pencernaan makanan merupakan bagian dari sistem pencernaan makanan yang mengeluarkan enzim atau getah untuk membatu mencerna makanan. Beberapa kelenjar yang terdapat pada pencernaan manusia, yaitu:
a.      Hati
Hati merupakan organ yang paling besar dengan berat ± 1½ kg, yang berfungsi sebagai penghasil getah empedu untuk memulsikan lemak, yaitu menghancurkan partikel-partikel lemak menjadi lebih halus supaya mudah diserap dinding usus halus yang kemudian masuk ke jaringan darah diedarkan ke seluruh tubuh. Hati terletak pada rongga perut sebelah kanan dan berwarna merah kecoklatan.


Ø  Fungsi hati:
a)      Mengubah zat makanan yang diabsorbsi dari usus dan yang disimpan di suatu tempat dalam tubuh, dikeluarkan sesuai dengan pemakaiannya dalam jaringan.
b)      Mengubah zat buangan dan bahan racun untuk diekskresi dalam empedu dan urin.
c)      Menghasilkan enzim glikogenik glukosa menjadi glikogen.
d)      Sekresi empedu, garam empedu dibuat di hati, dibentuk dalam sistem retikuloendotelium, dialirkan ke empedu.
e)      Detoksifiksi racun.   
Pada bagian depan hati terdapat kantung empedu yang berguna untuk menampung cairan empedu sebelum disalurkan untuk mencerna makanan. Empedu dibuat dari perombakan sel sel darah merah yang telah mati atau rusak. Cairan empedu dialirkan ke dalam duodenum. Pengeluaran cairan empedu dipengaruhi oleh hormon kolesistokinin. Hormon ini dihasilkan oleh duodenum. Hati mampu memproduksi 0.5 liter cairan empedu setiap harinya.

b.      Kantung Empedu
Sebuah kantong berbentuk terong dan merupakan membran berotot, letaknya dalam sebuah lobus di sebelah permukaan bawah hati sampai pinggir depannya, panjangnya 8-12 cm, berkapasitas 60 cm3. Lapisan empedu terdiri dari lapisan luar serosa/parietal, lapisan otot bergaris, lapisan dalam mukosa/visceral disebut juga membran mukosa. Bagian-bagian empedu:
§  Fundus vesika felea, merupakan bagian kandung empedu yang paling akhir setelah korpus vesika felea.
§  Korpus vesika felea, bagian dari kandung empedu yang di dalamnya berisi getah empedu.
§  Leher kandung kemih, merupakan leher dari kandung empedu yaitu saluran pertama masuknya getah empedu ke kandung empedu.
§  Duktus sistikus, panjangnya ± 3¾ cm berjalan dari leher kandung empedu dan bersambung dengan duktus hapatikus, membentuk saluran empedu ke duodenum.
§  Duktus hepatikus, saluran yang keluar dari leher.
§  Duktus koledokus, saluran yang membawa empedu ke duodenum.

Ø  Fungsi kandung empedu:
a)      Sebagai persediaan getah empedu, membuat getah empedu menjadi kental.
b)      Getah empedu adalah cairan yang dihasilkan oleh sel-sel hati, jumlah setiap hari dari setiap orang dikeluarkan 500-1000 cc. Sekresi digunakan untuk mencerna lemak.
c)      Empedu mengandung garam-garam empedu dan zat pewarna empedu (bilirubin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak, zat warna empedu berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara perombakan sel darah merah yang sudah tua di hati.

c.       Pankreas
Pankreas adalah kelenjar pencernaan yang terletak di dalam rongga perut dekat lambung dan usus halus. Panjangnya kira-kira 15 cm, lebar 5 cm mulai dari duodenum sampai ke limpa, dan beratnya rata-rata 60-90 gram. Bagian dari pankreas:
§  Kaput pankreas (kepala), terletak di sebelah kanan rongga abdomen dan di dalam lekukan duodenum yang melingkarinya.
§  Korpus pankreas (badan), letaknya di belakang ventrikulus dan di depan vertebrata umbalis pertama.
§  Ekor pankreas, bagian runcing di sebelah kiri menyentuh limpa.

Pankreas menghasilkan enzim-enzim pencernaan sebagai berikut:
a.      Tripsinogen, diaktifkan oleh enzim enterokinase menjadi tripsin. Tripsin berfungsi mengubah protein menjadi asam amino.
b.      Lipase, berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
c.       Amilase, berfungsi mengubah amilum menjadi maltosa.
d.      NaHCO3, berfungsi menetralkan suasana asam yang berasal dari lambung
agar kimus yang masuk ke duodenum tidak merusak dinding mukosa duodenum.

Keluarnya enzim dari pankreas karena dipengaruhi oleh enzim pankreozimin. Sekresi enzim dari pankreas dipengaruhi oleh hormon sekretin. Hormon sekretin dihasilkan oleh duodenum pada saat makanan masuk duodenum.
Ø  Hasil sekresi pankreas:
§  Hormon insulin, hormon ini langsung dialirkan ke dalam darah tanpa melewati duktus. Sel-sel kelenjar yang menghasilkan insulin ini termasuk sel-sel kelenjar endokrin. Kumpulan sel-sel ini berbentuk seperti pulau-pulau yang disebut pulau langerhans.
§  Getah pankreas. Sel-sel yang memproduksi getah pankreas ini termasuk kelenjar eksokrin. Getah pankreas ini dikirim ke dalam duodenum melalui duktus pankreatikus. Duktus ini bermuara pada papilla vateri yang terletak pada dinding duodenum.  

Ø  Fungsi pankreas:
a)      Fungsi eksokrin, membentuk getah pankreas yang berisi enzim dan elektrolit.
b)      Fungsi endokrin, sekelompok kecil sel epitelium yang berbentuk pulau-pulau kecil atau pulau langerhans, yang bersama-sama membentuk organ endokrin yang mensekresikan hormone insulin, glukagon, somatostatin, dan polipeptida.
-          Hormon insulin untuk menurunkan kadar gula dalam darah.
-          Hormon glukagon untuk menaikkan kadar gula dalam darah.
-          Hormon somatostatin dan polipeptida untuk menghalangi pelepasan kedua hormone lainnya, mengatur dan fine-tuning sel insulin, dan penghasil glukagon.
c)      Fungsi sekresi eksternal, cairan pankreas dialirkan ke duodenum yang berguna untuk proses pencernaan makanan di intestinum.














No comments:

Post a Comment