ANATOMI FISIOLOGI
Sistem Pencernaan
Anatomi
Aulia Arrum Sari
Khalydia Nafisha
Fisiologi
Dinda Putri Puspita D
Medita Dwi Rasna C
GIZI D IV A
Dosen : Dr.Maria Poppy Herlianty M.Epd
Notulen :
Amanah Rachmawati
Innelina Purnamasari
A. Pengertian sistem pencernaan
Sistem pencernaan adalah sistem yang berurusan dengan penerimaan makanan dan mempersiapkannya untuk diasimilasi tubuh. sistem ini memiliki fungsi untuk menyediakan makanan, air, dan elektrolit bagi tubuh dari nutrient yang dicerna sehingga siap diabsorpsi.
B. Organ-organ sistem pencernaan
a. Organ utama: mulut, pharing, esophagus, lambung, usus halus, usus besar dan anus.
b. Organ assesoris: gigi, lidah, kelenjal saliva, hepar, kantung empedu dan pancreas.
1. RONGGA MULUT
Mulut adalah rongga lonjong pada permulaan saluran pencernaan. Mulut terdiri atas 2 bagian, yaitu bagian luar atau vestibula,yaitu ruang diantara gusi setra gigi dengan bibir dan pipi, dan bagian dalam yaitu rongga yang dibatsi sisi-sisinya oleh tulang maksilaris dan semua gigi, dan di bagian belakang berhububungan dengan awal faring.
Fungsi utama mulut adalah untuk menghancurkan makanan sehingga ukurannya cukup kecil untuk dapat ditelan ke dalam perut. Mulut dapat menghaluskan makanan karena di dalam mulut terdapat gigi dan lidah.
Gigi
Manusia memiliki dua set gigi. Set pertama adalah gigi desidua atau gigi primer atau gigisusu yang muncul pada tahun pertama yang berjumlah 20 buah. Set kedua adalah gigi permanen yang mulai mengalami pergantian dari gigi susu pada sekitar usia 6 tahun dan berjumlah 32 buah.
Setiap gigi terdiri atas 3 bagian
1. Mahkota (corona): Merupakan jarinagan keras yang tampak di atas gusi dan secara struktur terdiri atas:
· Email: jaringan keras yang mengalami klasifikasi yang menutupi dentin dari mahkota gigi.
· Denti: jaringan ikat yang mengalami klasifikasi dan jaringan terbesar dari gigi.
· Pulp: sebagai pemberi bentuk, sensori, nutrisi dan defensif. Pada rongga pulpa terdapat jaringan saraf dan pembuluh darah.
2. Akar (radix): Merupakan bagian yang tertanam pada tulang rahang. Akar gigi melekat pada tulang rahang dengan perntara semen gigi.
3. leher (collum): Pada bagian tengah semua bagian leher terdapat pulpa dan tepat di bagian luar pulpa terdapat dentin yang membentuk bagian utama gigi.
Ada 4 tipe gigi berdasarkan bentuk yaitu:
1. incisivus (seri): mempunyai mahkota berbentuk runcing, sehingga membentuk tepi terpotong yang tajam untuk menggigi tmakanan.
2. caninus (taring): memiliki mahkota berbentuk kerucut yang besar berfungsi merobek atau mencabik makanan.
3. premolar (gerahamdepan): mempunyai makhota berbentuk hamper bulat untuk menggiling makanan.
4. molar (gerahambelakang): mempunya igigi paling besar yang befungi mengunyah dan melumatmakanan.
Lidah
Lidah sebagian besar terdiri atas otot. Pada permukaan atas lidah banyak terdapat ribuan tonjolan kecil yang disebut dengan papilla, yang banyak terdapat rangkaian kompleks saraf yang membentuk alat indra pengecap dan peraba. Pada permukaan atas papilla terdapat selaput lendir. Lidah seseorang berbentuk bulat memanjang.
Dalam keadaan tertentu, lidah dapat dijulurkan memanjang.Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut dan membantu mendorong makanan (proses penelanan) serta menghasilkan kelenjar ludah. Selain itu, lidah juga berfungsi sebagai alat pengecap
a. Rasa asin —–> lidah bagian tepi depa
b. Rasa manis —–> lidah bagian ujung
c. Rasa asam —–> lidah bagian samping
d. Rasa pahit —–> lidah bagian belakang / pangkal lidah.
Kelenjar Ludah
Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur ( saliva). Kelenjar ludah dalam mulut ada tiga pasang, yaitu:
a. Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga. Kelenjar parotis menghasilkan ludah yang berbentuk cair.
b. Kelenjar submandibularis, terletak di rahang bawah.
c. Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah. Kelenjar submandibularis dan kelenjar sublingualis menghasilkan getah yang mengandung air dan lendir.
Ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan makanan, membasahi, dan melumasi makanan sehingga mudah ditelan. Selain itu, ludah juga melindungi selaput mulut terhadap panas, asam, dan basa. Di dalam ludah terdapat enzim ptialin ( amilase) yang berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat ( amilum) menjadi gula sederhana jenis maltosa. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH antara 6.8 – 7 dan suhu 37 °C.
2. FARING
Adalah organ yang menghubungkan rongga mulut dan kerongkongan.organ yang penting di dalam faring adalah tonsil yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit untuk mempertahankan tubuh terhadap infeksi, dan mematikan bakteri dan migroorganisme yang masuk melalui jalan pencernaan dan pernafasan. Faring atau tekak terletak dibelakang hidung, mulut, dan laring (tenggorokan). Faring berupa saluran berbentuk kerucut dari bahan membran berotot (muskulo membrannosa). dengan bagian terlebar di sebelah atas dan berjalan dari dasar tengkorak sampai diketinggian vertebra servikal keenam, yaitu ketinggin tulang rawan krikoid. Dalam faring ini terjadi proses menelan (deglutisi) menggerakkan makanan dari faring menuju esofagus. Faring digunakan sebagai saluran alat pernafasan. Pada manusia faring juga digunakan sebagai alatartikulasi bunyi. Pada Faring juga terdapat organ seksual sekunder pada pria atau lebih dikenalsebagai jakun.
3. ESOFAGUS (KERONGKONGAN)
Merupakan saluran pencernaan setelah mulut dan faring, panjangnya kira-kira 25cm dengan posis imulai dari tengah leher hingga ujung rongga dada di belakang trakea. Esophagus dibagi menjadi 3 bgian, yaitu:
1 bagian superior: sebagian besar terdiri atas otot rangka.
2. bagian tengah: campuran otot rangka dan otot halus.
3. bagian inferior: terutama terdiri dari otot halus.
Sekresi esophagus bersifat mukoid yaitu memberi pelumas untuk pergerakan makanan. Melalui esofagus. Pada permulaan esophagus terdapat kelenjar mukosa komposita yang berfungsi melindungi dinding esophagus dari pencernaan getah lambung. Bagian badan utamanya dibatasi oleh banyak kelenja rmukosa simpleks yang berfungsi mencegah sekres imukosa oleh makanan yang baru
LAMBUNG
Lambung dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
a. fundus adalah bagian lambung yang terletak di atas lubang esofagus, merupakan bagian fungsional korpus.
b. korpus (badan) merupakan bagian tengah atau bagian utama lambung.
c. antrum merupakan bagian bawah lambung. Bagian akhir lambung diseut juga sfingter pilorus, yang berfungsi sebagai sawar antara lambung dan bagian atas usus halus.
Lambung melakukan banyak fungsi.Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan
Fungsi lambung juga sebagai berikut:
Ø Sebagai tempat penyimpanan makanan
Lambung berfungsi sebagai tempat penyimpanan yang mana menerima makanan yang kita kunyah di mulut sehingga menjadi bagian bagian yang kecil. Makanan yang kita kunyah dari mulut akan masuk ke dalam lambung.
Ø Sebagai sekresi
Lambung memproduksi dan mengeluarkan beberapa zat penting untuk mengontrol pencernaan makanan. Masing-masing zat ini adalah:
- Produk eksokrin utama dalam lambung adalah gastric juice – campuran lendir, asam klorida, danenzim pencernaan. Asam lambung dicampur dengan makanan di lambung untuk melakukan pencernaan. Kelebihan asam ini lah yang menjadi penyebab perut kembung yang sering terjadi setelah makan.
- Sel-sel eksokrin khusus dari mukosa dikenal sebagai sel mukosa mengeluarkan lendir ke dalam lumen lambung dan ke dalam lubang lambung. Lendir ini menyebar di seluruh permukaan mukosa untuk melapisi lapisan perut dengan tebal, penghalang asam dan enzim. Bagian lendir pada lambung juga kaya ion bikarbonat, yang menetralkan pH asam lambung.
- Sel parietal ditemukan di pit lambung menghasilkan 2 sekresi penting: faktor intrinsik dan asam klorida.
- Faktor intrinsik adalah glikoprotein yang mengikat vitamin B12 dalam perut dan memungkinkan vitamin untuk diserap di usus kecil. Vitamin B12 merupakan nutrisi penting untuk pembentukan sel darah merah.
- Asam klorida melindungi tubuh dengan membunuh bakteri patogen secara alami ditemukan dalam makanan. Asam klorida juga membantu untuk mencerna protein dengan denaturasi mereka menjadi bentuk dilipat yang mudah bagi enzim untuk mencerna. Protein mencerna enzim pepsin diaktifkan oleh paparan asam klorida dalam perut.
- Sel Chief, juga ditemukan dalam lambung, menghasilkan dua enzim pencernaan: pepsinogen dan lipase lambung.
- Pepsinogen adalah molekul prekursor sangat ampuh mencerna protein enzim pepsin. Karena pepsin akan menghancurkan sel-sel utama yang memproduksinya, ia dilepaskan dalam bentuk pepsinogen tidak akti. Ketika pepsinogen mencapai pH asam yang ditemukan di perut berkat asam klorida, perubahan bentuk dan menjadi enzim pepsin aktif.
- Lipase lambung adalah enzim yang mencerna lemak dengan menghapus asam lemak dari molekul trigliserida.
- Sel G adalah sel endokrin ditemukan di bagian bawah lubang lambung. Sel G melepaskan hormon gastrin ke dalam aliran darah dalam menanggapi rangsangan, seperti sinyal dari saraf vagus; adanya asam amino dalam perut dari protein yang dicerna; dan peregangan dinding lambung selama makan
Ø Sebagai pencernaan
Lambung memiliki fugsi sebagai alat pencernaan, pencernaan dalam lambung dapat dibagi menjadi 2 kelas yaitu pencernaan mekanik dan pencernaan kimia.
- Pencernaan mekanik adalah pembagian fisik massa makanan menjadi massa yang lebih kecil
- Pencernaan kimia adalah konversi molekul kimia yang lebih besar menjadi molekul yang lebih kecil.
Ø Sebagai mengontrol hormon
Kegiatan di dalam lambung dikendalikan oleh beberapa hormon yang mengatur produksi asam lambung dan pelepasan makanan ke duodenum. Berikut adalah beberapa hormon berfungsi di lambung:
- Gastrin, yang diproduksi oleh sel-sel G dari lambung itu sendiri, meningkatkan aktivitas perut dengan merangsang peningkatan produksi asam lambung, kontraksi otot, dan pengosongan lambung melalui sfingter pilorus.
· Cholecystokinin (CCK), yang diproduksi oleh mukosa duodenum, adalah hormon yang bertindak untuk memperlambat pengosongan lambung dengan kontrak sfingter pilorus. CCK dilepaskan dalam menanggapi makanan kaya protein dan lemak, yang sulit bagi tubuh dalam mencernyanya. Dengan menghambat pengosongan lambung, CCK memungkinkan makanan untuk disimpan di perut lebih lama untuk mempromosikan meningkatkan pencernaan oleh lambung dan memberikan pankreas dan kantong empedu waktu untuk melepaskan enzim dan empedu untuk meningkatkan pencernaan dalam duodenum.
· Secretin, hormon lain yang diproduksi oleh mukosa duodenum, menanggapi keasaman chyme yang memasuki duodenum dari lambung. Secretin diangkut melalui aliran darah ke perut di mana ia memperlambat produksi asam lambung oleh kelenjar eksokrin mukosa. Secretin juga memproduksi cairan pankreas dan empedu yang mengandung ion bikarbonat asam-penetral. Efek bersih secretin adalah untuk melindungi usus dari kerusakan akibat asam chyme. Lambung dapat mencerna makanan secara mekanik. Lambung memiliki tiga lapis otot halus yang tersusun memanjang (bagian luar), melingkar (bagian tengah), dan miring (bagian dalam). Kontraksi dinding lambung menghasilkan gerakan peristaltik yang menghancurkan makanan dan mencampurkannya dengan enzim-enzim yang dihasilkan oleh dinding lambung. Dinding lambung disusun oleh lapisan epitel sel selapis batang. Kontraksi otot lambung menyebabkan beberapa sel pada dinding lambung menyekresikan gastrin. Gastrin merangsang sel-sel kelejar di dinding lambung menyekresikan asam lambung. Asam lambung tersebut terdiri atas HCl, enzim-enzim pencernaan, dan lendir (mukus).
Lambung dibagi menjadi tiga bagian, kardiak, fundus, dan pilorus.
Lendir selain berfungsi mencampur makanan dengan enzim, juga berfungsi melindungi dinding lambung dari asam lambung. Dinding lambung sering mengalami pergantian karena sering rusak oleh HCl yang dihasilkannya.
Sel mukus melindungi dinding lambung. Dinding lambung menyekresikan berbagai macam enzim pencernaan.
HCl berperan dalam membunuh mikroorganisme yang terkandung dalam makanan yang tidak mati oleh ludah dalam mulut. HCl juga mengaktivasi sel-sel kelenjar lain di dinding lambung untuk menghasilkan pepsinogen. Dalam suasana yang asam (pH 1 hingga 3), pepsinogen akan berubah menjadi enzim yang aktif, yaitu pepsin. Pepsin akan mengubah protein menjadi protease dan pepton. Selain pepsin, beberapa enzim lain yang dihasilkan antara lain adalah renin yang berfungsi menggumpalkan kasein dalam susu, dan lipase yang berfungsi mencerna lemak. Makanan di lambung yang telah berbentuk cairan asam disebut kim (chyme). Melalui gerakan peristaltik, kim didorong menuju usus halus melewati sfinkter pilorik, yaitu otot yang berada di ujung lambung.
5. USUS HALUS DAN USUS BESAR
Diameter usus halus kurang lebih 2,5 cm dan panjangnya 3-5 m. Secara umum proses pencernaan dalam tubuh adalah dimulaidari lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus.
Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.
Fungsi usus halus adalah diantaranya secara selektif mengabsorpsi produk digesti, usus halus juga mengakhiri proses pencernaan makanan yang dimulai di mulut dan lambung. Proses ini diselesaikan oleh enzim usus dan enzim pancreas serta dibantu empedu dalam hati.
Usus halus adalah saluran yang memiliki panjang dua setengah meter panjang dalam keadaan hidup. Fungsi usus halus adalah mencerna dan mengabsorpsi chyme dari lambung.Usus halus terdiri atas tiga bagian , yaitu: duodenum, jejunum, ileum. Fungsinya:
duodenum adalah sebagai alat untuk mendistribusikan makanan yang sudah dicerna oleh lambung menuju usus duabelas jari.
Jejenum sebagai tempat pelumatan makanan oleh enzim yang dikeluarkan dari usus kosong.pelumatan ini untuk menghaluskan makanan untuk lebih lembut lagi agar mudah disalurkan dengan usus halus.
Ileum untuk menyerap makanan menggunakan jaringan vili-vili yaitu penyerapan nutrisi terutama vitamin B kompleks dan garam-garamnya.
Enzim-enzim yang berperan di usus halus berasal dari hati, pankreas, dan sel-sel di dinding usus halus. Enzim-enzim tersebut memecah molekul-molekul kompleks makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dan mengabsorpsinya dalam aliran darah.
Zat hasil sekresi hati dan pankreas masuk ke sistem pencernaan melalui duodenum.
Hati menghasilkan cairan empedu, suatu cairan yang merupakan campuran dari garam empedu, air, garam-garam lain, dan kolesterol. Empedu dihasilkan hati untuk kemudian disimpan di dalam kantung empedu. Ketika dibutuhkan, empedu akan dialirkan dari kantung empedu menuju usus halus melewati saluran yang disebut ductus hepaticus (saluran empedu). Garam empedu disintesis di hati dari kolesterol dan asam amino. Meskipun berperan dalam memecah lemak, garam empedu tidak termasuk enzim. Garam empedu bekerja mirip deterjen atau agen pengemulsi yang memecah gumpalan lemak pada kim menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Partikel-partikel ini kemudian diuraikan lagi oleh enzim lipase yang dihasilkan oleh pankreas. Pankreas terletak di antara lambung dan usus halus. Selain lipase, pankreas juga menghasilkan sodium bikarbonat (NaHCO3), amilase, dan beberapa protease yang terdiri atas tripsin, kemotripsin, dan karboksipeptidase. Bersama dengan air, sekresi pankreas ini sering disebut “pancreas juice“. Sodium bikarbonat menaikkan pH hingga 7 sampai 8 untuk memberikan suasana basa pada bubur kim yang dihasilkan dari lambung. Pada suasana basa ini, enzim-enzim yang dihasilkan pankreas dapat bekerja optimum. Masing-masing enzim tersebut bereaksi terhadap molekul makanan yang berbeda. Amilase berperan dalam memecah amilum (zat tepung) menjadi maltosa. Lipase memecah lemak (lipid) menjadi gliserol dan asam lemak.
Sel-sel epitel pada usus halus, selain mampu menyerap makanan juga menghasilkan enzim aminopeptidase, sukrase, laktase, dan maltase. Jadi, segera setelah molekul-molekul makanan dicerna oleh enzim-enzim tersebut, molekul-molekul yang sederhana diserap ke dalam sel dan siap diangkut ke seluruh tubuh oleh pembuluh darah.
Usus halus membentuk struktur yang disebut dengan vili (jonjot) dan mikrovili usus. Struktur vili tersebut memperluas permukaan di dalam usus halus sehingga meningkatkan penyerapan. Seperti juga pada lambung, usus halus mempunyai otot-otot polos yang letaknya bertumpuk dan bersilangan. Ketika otot-otot ini berkontraksi, kim teraduk dan bersentuhan dengan dinding usus sehingga terdorong melewati usus halus yang panjangnya mencapai delapan meter. Sebagian zat diserap, sedangkan zat yang tidak dapat diserap terdorong menuju usus besar akibat gerakan otot-otot usus halus.
Dinding usus halus terspesialisasi untuk mengabsorpsi molekul-molekul kecil yang dihasilkan dari proses pencernaan.
Usus besar
Usus besar dibagi menjadi dua bagian, yaitu kolon dan rektum. Makanan yang tidak dapat dicerna dan tidak dapat diserap oleh usus halus, seperti serat pada sayuran dan buah-buahan serta lemak dan protein yang tidak dapat terurai, semuanya akan bercampur dengan air dan akan masuk ke dalam kolon. Di dalam kolon, terdapat berbagai jenis bakteri, salah satunya adalah Escherichia coli yang hidup bersimbiosis dengan manusia. Escherichia coli (E. coli) mencerna makanan yang tidak dapat dicerna enzim usus. E.coli menyekresikan beberapa zat seperti thiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B3), vitamin B12, biotin (vitamin H), dan vitamin K. Zat-zat tersebut kemudian diserap oleh dinding kolon.
Usus besar berfungsi diantaranya adalah:
1. Usus besar mengabsorpsi 80% sampai 90% air dan elektrolit dari kimus yang tersisa dan mengubah kimus dari cairan menjadi massa semi padat.
2. Usus besar hanya memproduksi mucus. Sekresinya tidak mengandung enzim atau hormone pencernaan.
3. Sejumlah bakteri dalam kolon mampu mencerna sejumlah kecil selulosa dan memproduksi sedikit kalori nutrient bagi tubuh dalam setiap hari. Bakteri juga memproduksi vitamin (K, riboflavin, dan tiamin) dan berbagai gas.
4. Usus besar juga mengekskresi sisa dalam bentuk feses.
6. PANKREAS
Pankreas adalah kelenjar majemuk bertandan,stukturnya sangat mirip dengan kelenjar ludah. panjangnya kira-kira lima belas centimeter, mulai dari duodenum sampai limfa.
merupakan suatu organ yang terdiri dari 2 jaringan dasar :
1. Asini: menghasilkan enzim-enzim pencernaan.
2. Pulau pankreas: menghasilkan hormon. Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung
Beberapa fungsi dari pankreas adalah :
- Mengatur kadar gula dalam darah melalui pengeluaran glucogen, yang menambah kadar gula dalam darah dengan mempercepat tingkat pelepasan dari hati.
- Pengurangan kadar gula dalam darah dengan mengeluarkan insulin yang mana mempercepat aliran glukosa ke dalam sel pada tubuh, terutama otot. Insulin juga merangsang hati untuk mengubah glukosa menjadi glikogen dan menyimpannya di dalam sel-selnya
7. Hati
Hati merupakan sebuah organ yang besar dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan. Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah. Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.
Fungsi Hati:
1. Fungsi Hati membantu proses motabolisme dalam tubuh
Fungsi hati yang pertama memiliki fungsi yang sangat penting bagi tubuh yaitu sebagai pengontrol gula darah. Hati bertugas sebagai pengubah kadar gula darah yang tinggi menjadi glikogen. Hal ini dilakukan oleh hati ketika kadar gula darah tinggi. Glikogen merupakan pemberi gula darah ketika gula darah kita menurun sehingga bisa kita sebut juga hati sebagai penstabil gula darah kita. Selain itu juga hati membantu proses metabolisme protein. Lemak dan juga karbohidrat.
2. Fungsi Hati sebagai pembantu proses regulasi
Fungsi hati yang kedua adalah sebagai pengatur komposisi darah yang ada dalam tubuh manusia yang meliputi gula, protein, lemak dan unsur lainnya. Hati juga berfungsi memmbuang zat bilirubbin yang bisa menyebabkan tubuh menjadi kuning jika terlalu banyak zat ini oelh karena itu zat bilirubbin ini dibuang melalui fases.
3. Fungsi Hati sebagai pembantu proses detoksifikasi tubuh
Fungsi hati yang ketiga ini adalah sebagai pembantu detoksifikasi yaitu fungsinya untuk membersihkan darah dari zat- zat yang tidak penting seperti zat kimia dari obat- obatan yang berbahaya bagi tubuh dan dibuang melalui proses pembuangan. Sehingga darah yang akan dialirkan ke seluruh tubuh adalah darah yang bersih dari zat- zat berbahaya tersebut. Bagi wanita hati memiliki peranan yang penting sebagai bagian penting tubuh namun hati juga merupakan indera perasa dimana wanita bisa merasa jika terjadi sesuatu hal pada dirinya atau disekitarnya.
8. KANTUNG EMPEDU DAN SALURAN EMPEDU
Empeduadalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau kekuningan karena mengandung pigmen bilirubin, biliverdin, dan urobilin, yang disekresikan oleh hepatosit hati pada sebagian besar vertebrata . Empedu disimpan di dalam kantung empedu dan dilepaskan ke usus dua belas jari untuk membantu proses pencernaan makanan. Sebuah kantong empedu berbentuk terong dan merupakan membran berotot, letaknya dalam sebuah lobus disebelah permukaan dibawah hati sampai pinggir depannya, panjangnya 8-12 cm, berkapasitas 60 mL. Lapisan empedu(kantong) terdiri dari lapisan luar serosa/pariental, lapisan otot bergariss ,lapisan dalam mukosa/viseral yang disebut juga membran mukosa.
Empedu memiliki 2 fungsi penting: Membantu pencernaan dan penyerapan lemak berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang berasal daripenghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol
9. Rektum dan Anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup.
Fungsi rektum
Sebagai bagian terakhir dari saluran pencernaan, rektum bertindak sebagai fasilitas penyimpanan sementara untuk bahan kotoran / sampah. Makanan yang kita makan mengalami proses pencernaan, ketika mulai mengunyah dalam mulut kita maka diteruskan ke lambung, usus kecil dan usus besar akhirnya, residu sisa makanan yang tidak tercerna dengan bakteri dan cairan dari sistem pencernaan masuk ke rektum dalam bentuk feses. Kotoran ini tetap dalam rektum sampai kita lanjutkan dengan buang air besar di mana melalui gerakan usus mereka dipindahkan ke lubang anus dan kemudian ke luar tubuh.
FUNGSI ANUS
Anus berfungsi sebagai tempat pembuangan sisa hasil proses pencernaan.
DaftarPustaka
NimanSusanti .(2013).Anatomo Dan FisiologiSistemPencernaan.. Jakarta: Trans Info Media Jakarta.
Pearce,Evelyn C.2013.Anatomi Dan Fisiologi untuk Paramedis.Jakarta:PT Gramedia Pustaka utama.
Dr.sarpini,Rusbandi.2008.Anatomi Fisiologi.Jakarta:Kebidanan Mitra Persahabatan.
Pertanyaan:
1. Pergerakan pada usus halus?
Jawab: PERGERAKAN USUS HALUS
Pergerakan usus seperti dimanapun dalam saluran pencernaan dapat di bagi dalam kontraksi pencampur dan kontraksi pendorong. Akan tetapi dalam arti yang luas pembagian ini bersifat artifisial karena pada hakekatnya semua pergerakkan usus halus dapat menyebabkan pencampuran dan pendorongan dalam derajat tertentu.
Pergerakan usus seperti dimanapun dalam saluran pencernaan dapat di bagi dalam kontraksi pencampur dan kontraksi pendorong. Akan tetapi dalam arti yang luas pembagian ini bersifat artifisial karena pada hakekatnya semua pergerakkan usus halus dapat menyebabkan pencampuran dan pendorongan dalam derajat tertentu.
v KONTRAKSI PENCAMPUR (KONTRAKSI SEGMENTASI)
Bila sebagian usus halus di regangkan oleh kimus hal ini menimbulkan kontraksi konsentrik lokal seperti cincin dengan interval sepanjang usus. Kontraksi ritmik ini berlangsung dengan kecepatan 11 sampai 12 per menit dalam duodenum dan secara progresif kecepatannya makin lambat sampai sekitar 7 per menit dalam ileum terminalis. Kontraksi ini menyebabkan “segmentasi” usus halus kadang-kadang membagi usus menjadi segmen dalam jarak teratur yang mempunyai bentuk seperti rantai sosis.
Bila sebagian usus halus di regangkan oleh kimus hal ini menimbulkan kontraksi konsentrik lokal seperti cincin dengan interval sepanjang usus. Kontraksi ritmik ini berlangsung dengan kecepatan 11 sampai 12 per menit dalam duodenum dan secara progresif kecepatannya makin lambat sampai sekitar 7 per menit dalam ileum terminalis. Kontraksi ini menyebabkan “segmentasi” usus halus kadang-kadang membagi usus menjadi segmen dalam jarak teratur yang mempunyai bentuk seperti rantai sosis.
v GERAKAN PENDORONG
Kimus di dorong melalui usus halus oleh gelombang peristaltik. Hal ini terjadi pada bagian usus halus manapun dan mereka bergerak ke arah anus dengan kecepatan 0,5 sampai 2 cm per detik. Aktivitas peristaltik usus halus sangat meningkatkan setelah makan. Hal ini sebagai disebabkan oleh masuknya kimus ke dalam duodenum tetapi juga oleh apa yang dinamakan refleks gastroenterik yang ditimbulkan oleh peregangan lambung dan terutama di hantarkan melalui pleksus mienterikus dari lambung turun sepanjang dinding usus halus. Refleks ini meningkatkan kepekaan usus halus termasuk peningkatan gerakan dan sekret.
Refleks peristaltik penyebab umum peristalsis pada usus halus adalah peregangan. Regangan sirkum ferensial usus merangsang reseptor-reseptor pada dinding usus dan hal ini menimbulkan refleks mienterikus lokal yang mulai dengan kontraksi dari otot longitudinal atas jarak beberapa sentimeter diikuti oleh kontraksi otot sirkular. Secara serentak proses kontraksi menyebar kesearah anus dengan proses peristalsis. Pergerakkan kontraksi peristaltik menuruni usus di atur oleh pleksus ini di hambat oleh obat-obatan atau bila pleksus telah berdegenerasi. Fungsi gelombang peristaltik pada usus halus tidak hanya menyebabkan perjalanan kimus ke arah katup ileosekalis tetapi juga menyebabkan penyebaran kimus sepanjang mukosa usus
Kimus di dorong melalui usus halus oleh gelombang peristaltik. Hal ini terjadi pada bagian usus halus manapun dan mereka bergerak ke arah anus dengan kecepatan 0,5 sampai 2 cm per detik. Aktivitas peristaltik usus halus sangat meningkatkan setelah makan. Hal ini sebagai disebabkan oleh masuknya kimus ke dalam duodenum tetapi juga oleh apa yang dinamakan refleks gastroenterik yang ditimbulkan oleh peregangan lambung dan terutama di hantarkan melalui pleksus mienterikus dari lambung turun sepanjang dinding usus halus. Refleks ini meningkatkan kepekaan usus halus termasuk peningkatan gerakan dan sekret.
Refleks peristaltik penyebab umum peristalsis pada usus halus adalah peregangan. Regangan sirkum ferensial usus merangsang reseptor-reseptor pada dinding usus dan hal ini menimbulkan refleks mienterikus lokal yang mulai dengan kontraksi dari otot longitudinal atas jarak beberapa sentimeter diikuti oleh kontraksi otot sirkular. Secara serentak proses kontraksi menyebar kesearah anus dengan proses peristalsis. Pergerakkan kontraksi peristaltik menuruni usus di atur oleh pleksus ini di hambat oleh obat-obatan atau bila pleksus telah berdegenerasi. Fungsi gelombang peristaltik pada usus halus tidak hanya menyebabkan perjalanan kimus ke arah katup ileosekalis tetapi juga menyebabkan penyebaran kimus sepanjang mukosa usus
2. pergerakan pada usus besar?
Jawab: Gerakan Mencampur – Haustra
Pada setiap kontriksi ini, kira-kira 2,5 cm otot sirkular akan berkontraksi, kadang menyempitkan lumen kolon sampai hampir tersumbat. Pada saat yang sama, otot longitudinal kolon yang terkumpul menjadi tiga pita longitudinal yang disebut taenia coli, akan berkontraksi. Kontraksi gabungan dari pita otot sirkular dan longitudinal menyebabkan bagian usus besar yang tidak terangsang menonjol ke luar memberikan bentuk serupa-kantung yang disebut haustra.
Gerakan Mendorong – Pergerakan Massa
Tiga sampai empat kali sehari, umumnya setelah makan, terjadi peningkatan nyata motilitas, yaitu terjadi kontraksi simultan segmen-segmen besar di kolon asendens dan transverse, sehingga dalam beberapa detik feses terdorong sepertiga sampai tiga perempat dari panjang kolon. Kontraksi-kontraksi masif yang diberi nama gerakan massa ( mass movement) ini, mendorong isi kolon kebagian distal usus besar, tempat isi tersebut disimpan sampai terjadi defekasi.
Sewaktu makanan masuk kelambung, terjadi gerakan massa di kolon yang terutama disebabkan oleh refleks gastrokolik, yang diperantai oleh gastrin dari lambung ke kolon dan oleh saraf otonom ekstrinsik.biasaya ini reflex untuk buang air besar. Dengan demikian, makanan baru memasuki saluran pencernaan, akan terpicu oleh refleks-refleks untuk memindahkan isi yang sudah ada ke bagian saluran cerna yang lebih distal dan member jalan bagi makanan baru tersebut. Refleks gastroileum memindahkan isi usus halus yang tersisa kedalam usus besar, dan refleks gastrokolik mendorong isi kolon ke dalam rectum yang memicu refleks defekasi.
3. pergerakan pada esophagus?
Jawab: Esofagus dilapisi otot2 sirkuler & longitudinal sehingga meimbulkan gerakan peristaltik.
Bolus makanan bergerak masuk ke lambung karena gerak peristaltik
4. enzim-enzim pada system pencernaan?
Jawab:
Mulut(Kelenjar Ludah / Saliva)
Enzim Ptialin (Amilase) berfungsi Memecah pati menjadi Maltosa
Lambung (Kelenjar Lambung)
Enzim Renin berfungsi mengubah kaseinogen menjadi kasein
Enzim Pepsin berfungsi mengubah protein menjadi proteosa, pepton dan polipeptida
Enzim Pepsin berfungsi mengubah protein menjadi proteosa, pepton dan polipeptida
Enzim Lipasebefungsi memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol
Pankreas (Saluran Pankreas)
Enzim karbodhidase Pankreas berfungsi untuk mencerna amilum menjadi maltosa atau disakarida.
Enzim Lipase Pankreas berfungsi mengubah emulsi lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Enzim Tripsin berfungsi untuk mengubah protein menjadi polipeptida
Enzim Lipase Pankreas berfungsi mengubah emulsi lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Enzim Tripsin berfungsi untuk mengubah protein menjadi polipeptida
Usus (Kelenjar Usus)
Enzim Enterokinase (enzim khusus) berfungsi untuk mengubahTripsinogen menjadi Tripsin yang digunakan dalam saluran pangkreas
Enzim Maltase berfungsi untuk mengubah Maltosa menjadi Glukosa
Enzim Laktase berfungsi untuk mengubah Laktosa menjadi Glukosa dan Galaktosa
Enzim Sukrase berfungsi untuk mengubah Sukrosa menjadi Glukosa dan Fruktosa
Enzim Paptidase berfungsi untuk mengubah polipeptida menjadi asam amino
Enzim Lipase berfungsi untuk mengubah Lemak menjadi asam lemak dan Gliserol
Enzim Maltase berfungsi untuk mengubah Maltosa menjadi Glukosa
Enzim Laktase berfungsi untuk mengubah Laktosa menjadi Glukosa dan Galaktosa
Enzim Sukrase berfungsi untuk mengubah Sukrosa menjadi Glukosa dan Fruktosa
Enzim Paptidase berfungsi untuk mengubah polipeptida menjadi asam amino
Enzim Lipase berfungsi untuk mengubah Lemak menjadi asam lemak dan Gliserol
5. bagaimana makanan bercampur didalam lambung?
Jawab: Kontraksi peristaltik lambung yang kuat merupakan penyebab makanan bercampur dengan sekresi lambung dan menghasilkan kimus. Setiap gelombang peristaltik antrum mendorong kimus ke depan ke arah sfingter pilorus. Apabila kimus terdorong oleh kontraksi peristaltik yang kuat akan melewati sfingter pilorus dan terdorong ke duodenum tetapi hanya sebagian kecil saja. Sebelum lebih banyak kimus dapat diperas keluar, gelombang peristaltik sudah mencapai sfingter pilorus menyebabkan sfingter berkontraksi lebih kuat, menutup dan menghambat aliran kimus ke dalam duodenum.
Sebagian besar kimus antrum yang terdorong ke depan tapi tidak masuk ke duodenum berhenti secara tiba-tiba pada sfingter yang tertutup dan bertolak kembali ke dalam antrum, hanya untuk didorong ke depan dan bertolak kembali pada saat gelombang peristaltik yang baru datang. Gerakan maju mundur tersebut disebut retropulsi, menyebabkan kimus bercampur secara merata di antrum.
Sebagian besar kimus antrum yang terdorong ke depan tapi tidak masuk ke duodenum berhenti secara tiba-tiba pada sfingter yang tertutup dan bertolak kembali ke dalam antrum, hanya untuk didorong ke depan dan bertolak kembali pada saat gelombang peristaltik yang baru datang. Gerakan maju mundur tersebut disebut retropulsi, menyebabkan kimus bercampur secara merata di antrum.
6. proses pengosongan lambung?
Jawab: Dipengaruhi oleh :
Pompa Pilorus dan Gelombang Peristaltik
Pada dasarnya, pengosongan lambung dipermudah oleh gelombang peristaltik pada antrum lambung, dan dihambat oleh resistensi pilorus terhadap jalan makanan. Dalam keadaan normal pilorus hampir tetap, tetapi tidak menutup dengan sempurna, karena adanya kontraksi tonik ringan. Tekanan sekitar 5 cm, air dalam keadaan normal terdapat pada lumen pilorus akibat pyloric sphincter. Ini merupakan penutup yang sangat lemah, tetapi, walaupun demikian biasanya cukup besar untuk mencegah aliran chyme ke duodenum kecuali bila terdapat gelombang peristaltik antrum yang mendorongnya. Oleh karena itu, untuk tujuan praktisnya kecepatan pengosongan lambung pada dasarnya ditentukan oleh derajat aktivitas gelombang peristaltik antrum.
Gelombang peristaltik pada antrum, bila aktif, secara khas terjadi hampir pasti tiga kali per menit, menjadi sangat kuat dekat insisura angularis, dan berjalan ke antrum, kemudian ke pilorus dan akhirnya ke duodenum. Ketika gelombang berjalan ke depan, pyloric sphincter dan bagian proksimal duodenum dihambat, yang merupakan relaksasi reseptif. Pada setiap gelombang peristaltik, beberapa millimeter chyme didorong masuk ke duodenum. Daya pompa bagian antrum lambung ini kadang-kadang dinamakan pompa pilorus.
Pada dasarnya, pengosongan lambung dipermudah oleh gelombang peristaltik pada antrum lambung, dan dihambat oleh resistensi pilorus terhadap jalan makanan. Dalam keadaan normal pilorus hampir tetap, tetapi tidak menutup dengan sempurna, karena adanya kontraksi tonik ringan. Tekanan sekitar 5 cm, air dalam keadaan normal terdapat pada lumen pilorus akibat pyloric sphincter. Ini merupakan penutup yang sangat lemah, tetapi, walaupun demikian biasanya cukup besar untuk mencegah aliran chyme ke duodenum kecuali bila terdapat gelombang peristaltik antrum yang mendorongnya. Oleh karena itu, untuk tujuan praktisnya kecepatan pengosongan lambung pada dasarnya ditentukan oleh derajat aktivitas gelombang peristaltik antrum.
Gelombang peristaltik pada antrum, bila aktif, secara khas terjadi hampir pasti tiga kali per menit, menjadi sangat kuat dekat insisura angularis, dan berjalan ke antrum, kemudian ke pilorus dan akhirnya ke duodenum. Ketika gelombang berjalan ke depan, pyloric sphincter dan bagian proksimal duodenum dihambat, yang merupakan relaksasi reseptif. Pada setiap gelombang peristaltik, beberapa millimeter chyme didorong masuk ke duodenum. Daya pompa bagian antrum lambung ini kadang-kadang dinamakan pompa pilorus.
7. apa saja bagian-bagian lambung dan dinding pada lambung?
Jawab: Lambung terdiri atas tiga bagian, yaitu :
Kardiak pada bagian awal yang berhubungan dengan kerongkongan.
Fundus bagian tengah lambung yang membulat penghasil HCl dan musin.
Pylorus bagian ujung bawah lambung yang berhubungan dengan usus halus, dan usus 12 jari (duodenum) serta menghasilkan cairan alkali.
Pada bagian kardiak, terdapat sebuah lubang yang tersusun dari otot sfingter kardiak dengan bentuk melingkar. Peran otot ini seperti klep yang akan membuka bila ada makanan memasuki lambung dan segera menutup setelahnya. Ini dilakukan supaya makanan tidak kembali lagi ke kerongkongan, sedangkan di ujung pilorus terdapat spingter pylorus.
Dinding lambung terdiri atas otot-otot yang tersusun melingkar, memanjang, dan menyerong yang menyebabkan lambung berkontraksi. Dinding lambung mengandung sel-sel kelenjar yang berfungsi menghasilkan getah lambung.
Dinding Lambung tersusun oleh 4 lapisan yaitu:
q Mucosa yaitu, Lapisan dimana sel mengeluarkan berbagai jenis cairan, enzim, asam lambung dan hormon. Di lapisan mucosa terdapat 3 jenis sel yang berfungsi dalam pencernaan, yaitu :
1. Sel goblet, berfungsi untuk memproduksi mucus atau lendir untuk menjaga lapisan terluar sel agar tidak rusak karena enzim pepsin dan asam lambung.
2. Sel parietal berfungsi untuk memproduksi asam lambung [Hydrochloric acid] yang berguna dalam pengaktifan enzim pepsin. Diperkirakan bahwa sel parietal memproduksi 1.5 mol dm-3 asam lambung yang membuat tingkat keasaman dalam lambung mencapai pH 2.
3. Sel Chief Berfungsi untuk memproduksi pepsinogen, yaitu enzim pepsin dalam bentuk tidak aktif. Sel chief memproduksi dalam bentuk tidak aktif agar enzim tersebut tidak mencerna protein yang dimiliki oleh sel tersebut yang dapat menyebabkan kematian pada sel tersebut.
q Submucosayaitu, ialah lapisan dimana pembuluh darah arteri dan vena dapat ditemukan untuk menyalurkan nutrisidan oksigen ke sel-selperut sekaligus untuk membawa nutrisiyang diserap, urea,dan karbon dioksidadari sel-sel tersebut.
q Muscularisyaitu lapisan otot yanng membantu perut dalam pencernaan mekanik. Lapisan ini tersusun atas otot polos dan dibagi jadi 3 lapisan yaitu :
1. Otot Melingkar (Bagian Luar)
2. Otot Memanjang/Longitudinal (Bagian Tengah)
3. Otot Menyerong/Miring (Bagian Bawah)
q serosa
Berfungsi sebagai lapisan pelindung perut. Sel-sel di lapisan ini mengeluarkan sejenis cairan untukmengurangi gaya gesekan yang terjadi antara perut dengan anggota tubuh lainnya.
Di dalam dinding lambung terdapat kelenjar Lambung yang menghasilkan :
1. Lendir Lambung (Mukosa), berfungsi melindungi dinding Lambung dari absorbsi asam lambung.
2. Getah Lambung, didalamnya terdapat bahan bahan sebagai berikut.
Asam Klorida (HCl) merupakan cairan yanng dihasilkan oleh sel parietal. Berfungsi untuk
- Membunuh kuman dan mengasamkan makanan
- Mengaktifkan beberapa enzim yang terdapat dalam getah lambung. Misalnya pepsinogen menjadi pepsin
- Menetralkan sifat alkali Bolus yang datang dari rongga mulut
- Mengasamkan lambung (pH turun 1-3) sehingga dapat membunh kuman
- Mengatur membuka dan menutupnya katub antara lambung dan usus 12 jari
- Merangsang sekresi getah usus
Enzim- enzim Pencernaan yaitu :
- Pepsin, berfungsi mengubah protein menjadi pepton.
- Renin, berfungsi mengendapkan kasein dalam susu
- Lipase, memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol
3. Hormon Gastrin, merupakan hormon yang merangsang lambung untuk menyekresi getah lambung.
8. proses terjadinya muntah?
Jawab: Lambung memberikan sinyal ke zona kemoreseptor oleh system syaraf aferen dan s. simpatis sehingga menyebabkan kontraksi antiperistaltik dan menyebabkan makanan kembali ke duodenum dan lambung setelah masuk ke usus sehingga banyak terkumpul makanan di lambung dan mengganggu kerja lambung dan duodenum sehingga duodenum teregang,Akibat duodenum teregang mengakibatkan kontraksi kuat diafragma dan otot dinding abdominal sehingga menyebabkan tekanan di dalam lambung tinggi Setelah itu kita menjadi bernafas dalam dan naiknya tulang lidah dan laring untuk menarik sfingter esophagus bagian atas supaya terbuka Sfingter bagian bawah berelaksasi dan pengeluaran isi lambung melalui esophagus dan keluar.
9. proses terjadinya defekasi?
Jawab: Gerakan peristaltis dari otot-otot dinding usus besar menggerakkan fases dari saluran pencernaan menuju ke rektum. Pada rektum terdapat bagian yang membesar (disebut ampulla) yang menjadi tempat penampungan fases sementara. Otot-otot pada dinding rektum yang dipengaruhi oleh sistem saraf sekitarnya dapat membuat suatu rangsangan untuk mengeluarkan fases dari tubuh. Jika tindakan pembuangan terus ditahan atau dihambat maka fases dapat kembali ke usus besar yang menyebabkan air pada fases kembali diserap, dan fases menjadi sangat padat. Jika buang air besar tidak dapat dilakukan untuk masa yang agak lama dan fases terus mengeras, konstipasi dapat terjadi. Sementara, bila ada infeksi bakteri atau virus di usus maka secara refleks usus akan mempercepat laju fases sehingga penyerapan air sedikit. Akibatnya, fases menjadi lebih encer sehingga perut terasa mulas dan dapat terjadi pembuangan secara tanpa diduga.
Ketika rektum telah penuh, tekanan di dalam rektum akan terus meningkat dan menyebabkan rangsangan untuk buang air besar. fases akan didorong menuju ke saluran anus. Otot sfingter pada anus akan membuka lubang anus untuk mengeluarkan tinja.
Selama buang air besar, otot dada, diafragma, otot dinding abdomen, dan diafragma pelvis menekan saluran cerna. Pernapasan juga akan terhenti sementara ketika paru-paru menekan diafragma dada ke bawah untuk memberi tekanan. Tekanan darah meningkat dan darah yang dipompa menuju jantung meninggi.
No comments:
Post a Comment